Kisah Pertempuran Sengit di Lembah 'Lima Singa' Afghanistan

Jakarta, IDN Times - Pejuang Taliban mengklaim telah memenangkan pertempuran di Lembah Panjshir, benteng koalisi anti-Taliban terakhir di Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Massoud. Meskipun begitu, Massoud melalui Twitter-nya menepis klaim Taliban dan menegaskan jika prajuritnya masih melanjutkan perjuangan.
Berjarak sekitar dua jam dari Ibu Kota Afghanistan, Kabul, lembah ini menyimpan banyak sejarah penting bagi Afghanistan. Lembah Panjshir yang bermakna "Lima Singa" dalam bahasa Persia itu, telah menjadi saksi bisu betapa sengitnya manusia merebutkan wilayah tersebut sejak dahulu kala.
Dikutip dari TRT World, Kerajaan Inggris yang melancarkan invasi ke Afghanistan sebanyak dua kali di abad ke-19, mengakui bahwa Lembah Panjshir merupakan benteng alami dan satu-satunya kawasan yang gagal mereka taklukkan. Pembuktian tersebut ternyata belum cukup, masih banyak negara bahkan kelompok yang berusaha menaklukkan Panjshir.
Berikut adalah dua pertempuran sengit di Lembah Panjshir dan alasan mengapa wilayah tersebut sulit ditembus.
1. Uni Soviet (1980-1985)
Sepak terjang operasi militer Uni Soviet selama 1979 hingga 1989 menemui titik buntu ketika mereka mencoba merebut Lembah Panjshir dari tangan pejuang Mujahidin. Setidaknya sembilan operasi militer dilancarkan dalam jangka waktu 1980-1985, sebelum akhirnya Uni Soviet memutuskan mundur dari Pansjhir.
Berhadapan pejuang Mujahidin dengan pemimpinnya yang legendaris, Ahmad Shah Massoud, militer Soviet dan Afghanistan terbukti kewalahan. Mereka kesulitan menaklukkan Lembah Panjshir meskipun sudah mengerahkan persenjataan berat dan 15 ribu prajurit, seperti yang dilansir dari Air Force Magazine.
Selama operasi berjalan, militer Soviet tidak segan mengirim pesawat-pesawat pengebom dan tank berat yang diharapkan dapat mendukung pasukannya memenangi pertempuran. Namun semua itu sia-sia. Setelah Operasi Panjshir 9 dilancarkan di 1985, petinggi militer Soviet memilih untuk meninggalkan Lembah Panjshir dan fokus menaklukkan daerah vital lainnya.