Tshisekedi terpilih untuk masa jabatan kedua dengan meraih 73 persen suara, sementara penantang terdekatnya, raja pertambangan dan mantan gubernur provinsi Moise Katumbi, memperoleh 18 persen. Martin Fayulu, mantan eksekutif perminyakan, mendapat 5 persen. Jumlah pemilih resmi pemilu ini hanya 43 persen.
Jika hasil pemilu disetujui oleh Mahkamah Konstitusi, maka Tshisekedi akan dilantik untuk masa jabatan kedua pada 20 Januari.
Dilansir Reuters, dalam keputusannya itu CENI tidak membahas pemilihan presiden, sehingga kemenangan telak Tshisekedi tidak terusik. Pihak oposisi menentang hasil pemilu tersebut di tengah klaim dugaan penyimpangan pemilu yang meluas, yang dilaporkan oleh pemantau mereka sendiri dan independen.
Pada Sabtu, Fayulu mengulangi seruan bersama untuk pembatalan pemilu dan pemilihan ulang secara penuh, sebuah tuntutan yang ditolak oleh pihak berwenang.
“Kami menginginkan pemilu yang nyata,” kata Fayulu pada konferensi pers oposisi, dan menyerukan Uni Afrika atau Komunitas Pembangunan Afrika Selatan untuk terlibat dalam menyelesaikan masalah ini.
Fayulu meminta para pendukungnya untuk menunjukkan perlawanan terhadap dugaan penipuan tersebut, tapi tidak langsung menyerukan lebih banyak protes jalanan.