Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. (Instagram.com/orbanviktor)
Sejak Orban memimpin Hungaria, UE kerap menuduh dia memicu kemunduran demokrasi dan melakukan berbagai penangkapan.
Pemerintahan Orban telah menerapkan konstitusi baru pada 2011, yang mengubah sistem pemilihan untuk memperkuat kekuatan partai, dan Mahkamah Konstitusi diubah menjadi badan peradilan yang kehilangan kekuatannya.
Sejak itu, tekanan terhadap hakim meningkat, mengurangi independensi pengadilan dan beberapa media penting ditutup atau diambil alih oleh pengusaha yang memilki kedekatan dengan pemerintah.
Pemerintah Orban juga menghadapi tuduhan bahwa bank, bisnis, dan bagian dari sektor ritel dikuasai mereka yang dekat dengan pemerintah. Ada juga tuduhan bahwa dana dari UE dipakai oleh pebisnis yang dekat dengan partai penguasa, termasuk kerabat perdana menteri.
Hungaria juga menghadapi perselisihan dengan UE dan pendukung hak asasi terkait tindakan keras pemerintah terhadap kebebasan akademik dan pers, serta hak minoritas dan LGBT.
Hubungan dengan UE juga mengalami gejolak karena Hungaria menolak memperpanjang sanksi terhadap Rusia, yang memiliki hubungan baik dan ketergantungan energi.