Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times – Korban tewas akibat gempa bumi di Turki-Suriah berkekuatan Magnitudo 7,8 terus bertambah. Data terbaru, akumulasi korban dari dua negara tersebut mencapai lebih dari 37 ribu orang.

Otoritas Manajemen Bencana Turki (AFAD) melaporkan setidaknya 31.643 orang meninggal akibat gempa. Sementara, korban tewas di Suriah barat laut, yang dikuasai pemberontak, mencapai 4.400 orang, menurut laporan PBB. Adapun korban dari wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah mencapai 1.414 orang.  

1. PBB apresiasi kebijakan Presiden Assad membuka perbatasan untuk kirim bantuan

Ilustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir Al Jazeera, Sekjen PBB Antonio Guterres mengapresiasi keputusan Presiden Bashar al-Assad untuk membuka dua titik persimpangan Bab al-Salam dan Al Ra'ee, guna memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dari Turki ke bagian barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak.

“Ketika korban gempa 6 Februari terus meningkat, memberikan makanan, kesehatan, nutrisi, perlindungan, tempat berlindung, persediaan musim dingin, dan persediaan penyelamat hidup lainnya kepada jutaan orang yang terkena dampak merupakan hal yang sangat mendesak,” kata Guterres.

“Membuka titik-titik persimpangan ini, bersama dengan memfasilitasi akses kemanusiaan, mempercepat persetujuan visa dan memudahkan perjalanan antar hub, akan memungkinkan lebih banyak bantuan masuk, lebih cepat,” tambahnya.

Saat ini, PBB hanya diizinkan mengirimkan bantuan ke wilayah barat laut Idlib melalui satu penyeberangan di Bab al-Hawa, atas desakan sekutu Suriah, Rusia.

2. Kecil kemungkinan masih ada korban yang selamat di bawah reruntuhan

Ilustrasi efek gempa. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Pencarian korban gempa di Turki dan Suriah memasuki jam-jam terakhir, dengan para ahli mengatakan jendela untuk penyelamatan hampir tertutup, mengingat lamanya waktu yang telah berlalu dan parahnya bangunan yang runtuh.

Eduardo Reinoso Angulo, profesor di Institute of Engineering di National Autonomous University of Mexico, mengatakan kemungkinan menemukan orang hidup di bawah reruntuhan sangat sekarang, katanya kepada AP.

David Alexander, dosen perencanaan dan manajemen darurat di University College London, mengamini keterangan tersebut. Banyak bangunan dibangun dengan sangat buruk, sehingga runtuh menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, hanya menyisakan sedikit ruang yang cukup besar untuk orang bertahan hidup.

“Jika bangunan kerangka semacam itu runtuh, secara umum kami menemukan ruang terbuka di tumpukan puing tempat kami dapat membuat terowongan. (Sementara) melihat beberapa foto dari Turki dan dari Suriah, tidak ada ruang (di antara reruntuhan),” katanya.

3. Penyebab gempa Turki-Suriah menelan banyak korban

Gempa 7,8 M guncang Turki dan perbatasan Turki-Suriah. (dok. Turkiye Ministry of National Defence)

Dikutip CNN, sedikitnya ada empat faktor yang menyebabkan gempa Turki-Suriah memakan korban hingga puluhan ribu nyawa. Pertama, gempa terjadi pada dini hari, ketika banyak orang masih tidur yang menyebabkan mereka tidak sempat menyelamatkan diri.

Kedua, gempa terjadi di tengah musim dingin, yang menyulitkan proses evakuasi. Bahkan, di sejumlah titik gempa suhu udara mencapai 0 derajat celcius.

Ketiga, banyak bangunan yang usianya sudah tua, sehingga mudah roboh. Sejauh ini, Turki sudah menangkap ratusan kontraktor yang dianggap lalai saat membangun gedung, karena lemahnya konstruksi menyebabkan banyak orang tewas.

Terakhir, skala Magnitudo 7,8 tergolong sebagai salah satu gempa terdahsyat yang melanda dua negara tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team