Ilustrasi fasilitas nuklir. (Unsplash.com/Lukáš Lehotský)
Persetujuan ini menandai izin pembangunan pertama untuk reaktor nuklir yang dikeluarkan sejak 2016, ketika pihak berwenang mengizinkan pembangunan reaktor Saeul 3 dan 4 di Ulsan.
Pengajuan Shin Hanul 3 dan 4 dilakukan pada Januari 2016, tapi proyek itu ditangguhkan pada 2017 karena perubahan kebijakan energi pemerintahan sebelumnya. Proses peninjauan dilanjutkan kembali pada Juli 2022 setelah pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan dimulainya kembali proyek tersebut.
"Persetujuan pembangunan ini sejalan dengan kebijakan energi pemerintahan Yoon Suk Yeol, yang membalikkan kebijakan penghentian nuklir pemerintah sebelumnya. Ini membuka jalan bagi pemulihan ekosistem energi nuklir, yang hampir runtuh, dan membantu industri nuklir mendapatkan kembali momentumnya," kata Sung Tae-yoon, kepala staf kepresidenan, dikutip dari The Korea Times.
Seoul berupaya menghentikan penggunaan energi nuklir di bawah kepemimpinan Moon, yang bertujuan menjadikan negaranya bebas nuklir sepenuhnya pada 2084.
Namun, sejak Yoon menjabat pada 2022, Korsel memiliki ambisi untuk meningkatkan porsi listrik yang dihasilkan dari energi nuklir menjadi 36 persen pada 2038, naik dari 30 persen saat ini.