Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Korea Selatan (unsplash.com/bundo)
bendera Korea Selatan (unsplash.com/bundo)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Korea Selatan (Korsel) (NIS), pada Senin (10/2/2025), mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) mengirim ribuan pekerja ke Rusia menggunakan visa pelajar. Aksi ini diduga sebagai bagian dari perjanjian kedua negara. 

Pekan lalu, Korut dan Rusia sudah dikabarkan akan memulai proyek pengembangan drone militer pada tahun ini. Bantuan dari Moskow ini bagian dari balas budi atas pengiriman ribuan tentara Korut ke negaranya untuk membantu melawan Ukraina. 

1. Sebanyak 4 ribu pekerja Korut dikirim ke Rusia

NIS mengatakan bahwa setidaknya ada 4 ribu pekerja asal Korut yang dikirim ke Rusia dalam kurun waktu setahun terakhir. Pekerja Korut tersebut mendapatkan upah sebesar 800 dolar AS (Rp13 juta) setiap bulannya di Rusia. 

Anggota parlemen dan mantan Duta Besar Korsel di Moskow, Wi Sung Lac mengatakan bahwa rekrutmen pekerja asal Korut untuk mengisi kekosongan pekerja di sektor konstruksi di Rusia imbas invasi ke Ukraina. 

"Saya pikir pekerja Korut sudah direkrut untuk mengisi kekosongan setelah banyak pekerja yang dimobilisasi untuk berperang di Ukraina. Isu soal pekerja Korut di Rusia belum banyak muncul sebelum sanksi PBB kepada Korut. Namun, sekarang sanksi sudah dijatuhkan dan mereka tidak seharunya mengirimkan pekerja," tutur Wi, dikutip The Independent.

Rusia dan Korut diduga telah melanggar kebijakan dari Dewan Keamanan PBB dengan memanfaatkan visa pelajar dan celah-celah lain yang sudah melarang pengiriman atau rekrutmen pekerja asal Korut. 

2. Korut berjanji akan terus membantu Rusia

Pekan lalu, Pemimpin Korut Kim Jong un sudah berjanji akan terus mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina. Ia pun mengklaim bahwa Moskow berperang hanya untuk mempertahankan kedaulatannya. 

"Tentara dan rakyat Korsel akan terus mendukung karena tentara Rusia dan rakyatnya mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorialnya. Ini penting untuk menjaga semangat pakta dan kerja sama strategis komprehensif antara Korut dan Rusia," ungkapnya, dilansir RFE/RL

Kim menambahkan bahwa nuklir Korut dibangun sebagai bagian dari perlawanan terhadap kerja sama militer AS, Korsel, dan Jepang. Ia menyebut, Korut tidak menginginkan tensi di kawasan dan berfungsi memastikan keseimbangan kawasan. 

Ukraina dan pejabat di Barat menyebut bahwa Korut sudah mengirim sebanyak 11 ribu tentara untuk membantu perang Rusia di Ukraina. Mayoritas dari mereka ditempatkan di Kursk Oblast. 

3. Tentara Rusia yang terluka dalam perang akan dirawat di Korut

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Duta Besar Rusia di Korut, Alexander Matsegora, mengatakan bahwa tentara Rusia yang terluka dalam perang akan dirawat dan menjalani rehabilitasi di Korut. Keputusan ini ditetapkan menyusul penguatan relasi kedua negara. 

"Perawatan tentara Rusia di Korut disediakan tanpa biaya di rumah sakit dan sanatorium terbaik. Ratusan tentara Rusia akan dikirimkan ke Korut. Ketika ditanya mengenai tawaran untuk membayar bantuan ini, mereka (Korut) malah tersinggung dan meminta tidak melakukan itu lagi," terangnya, dilansir The Kyiv Independent.

Ia menambahkan, anak-anak dari tentara Rusia yang tewas di Ukraina akan mendapat hadiah liburan ke Korut. Matsegora mengungkapkan, kedua negara sudah meningkatkan program pertukaran pelajar. 

Pada musim gugur 2024, Rusia dan Korut sudah meratifikasi kerja sama strategis di berbagai sektor, termasuk peningkatan perdagangan, ilmu pengetahuan, teknis, dan pertahanan. Namun, tidak ada yang membahas soal pengiriman tentara Rusia ke Korut. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm