Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Korea Utara (unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Anggota parlemen Korea Selatan menuding Korea Utara menerima bantuan dari Rusia atas keberhasilan peluncuran satelit mata-matanya pekan ini. Tudingan itu disampaikan pada Kamis (23/11/2023).

Menurut anggota komite intelijen parlemen Yoo Sang-bum, Pyongyang telah mengirimkan data tentang roket yang digunakan dalam dua peluncuran satelit sebelumnya yang gagal, di mana Moskow menawarkan analisisnya terhadap data tersebut

Youn Kun-young, anggota komite lainnya, mengatakan peluncuran tersebut berhasil karena satelit memasuki orbit. Korea Utara dapat meluncurkan satelit tambahan dan melakukan uji coba nuklir tahun depan, dilansir Reuters.

Menurut laporan KCNA, Korea Utara meluncurkan Malligyong-1 dengan roket jenis baru Chollima-1 dari lokasi peluncuran di Tongchang-ri di pantai barat pada Selasa pukul 22:42 waktu setempat. 

Korea Utara sendiri berjanji akan meluncurkan beberapa satelit lagi dalam waktu dekat untuk mengintai Korea Selatan dan wilayah kepentingan operasionalnya dengan lebih baik.

1. Butuh lebih banyak waktu untuk menentukan apakah satelit tersebut beroperasi dengan baik

Dilansir Yonhap, militer Seoul mengatakan bahwa satelit mata-mata militer Korea Utara tampaknya telah memasuki orbit. Meski begitu, diperlukan lebih banyak waktu untuk menentukan apakah satelit tersebut beroperasi dengan baik.

“Namun, menentukan apakah satelit tersebut berfungsi dengan baik akan memakan waktu karena analisis tambahan diperlukan di bawah koordinasi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) serta lembaga terkait," kata militer pada Rabu (22/11/2023).

Media pemerintah Korea Utara pada Rabu juga mengklaim satelit tersebut telah berhasil mengambil gambar pangkalan militer AS di Guam dan mengirimkannya ke Pyongyang. Pihaknya menambahkan bahwa satelit tersebut secara resmi akan memulai misinya pada 1 Desember.

Namun Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik meremehkan laporan itu dan menyebutnya berlebihan.

“Bahkan jika ia memasuki orbit normal, dibutuhkan banyak waktu untuk melakukan misi pengintaian normal,” katanya.

Shin menjelaskan, dibutuhkan sedikitnya tiga hari bagi para pejabat Korea Selatan dan AS untuk menentukan apakah satelit tersebut berfungsi dengan baik. Ia juga memuji Rusia atas keberhasilan peluncuran Korea Utara.

“Pada percobaan pertama dan kedua (roket) jatuh karena masalah mesin, namun kali ini mesin berhasil. Tawaran bantuan Putin tampaknya bukan sekadar kata-kata kosong," tambahnya.

2. Putin pernah janji untuk membantu Pyongyang membangun satelit

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di