Potret pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (twitter.com/DPRK_KFAGreece)
Diberitakan Associated Press, pertemuan antara pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un dan Presiden Vladimir Putin di Rusia sempat jadi sorotan lantaran diduga terkait kesepakatan senjata. Pyongyang disebut dijanjikan teknologi nuklir oleh Moskow sebagai imbalan atas ekspor amunisi untuk isi persediaan yang habis akibat perang di Ukraina.
“Pengkhianat boneka Yoon Suk Yeol, bahkan di Majelis Umum PBB ke-78, dengan kejam memfitnah hubungan antara Korut dan Rusia,” tulis pernyataan kantor berita pemerintah Korut KCNA.
Terkait kemungkinan kesepakatan senjata dengan Rusia, Korut menyebut itu sangat wajar dan merupakan hal yang sah bagi negara-negara tetangga untuk menjaga hubungan bilateral.
“Terbukti dengan sendirinya bahwa orang dengan otak seperti sampah tidak dapat memahami makna mendalam dan besar dari perkembangan hubungan persahabatan Korut-Rusia,” ujar KCNA.
“Tak seorang pun di dunia ini yang mau mendengarkan histeris pengkhianat boneka Yoon Suk Yeol, yang hanya memiliki reputasi buruk yang memalukan sebagai ‘ketidakdewasaan politik’, ‘idiot diplomatis’, dan ‘kepala eksekutif yang tidak kompeten’.” sambungnya.