Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Finlandia (Pexels.com/Baptiste Valthier)

Jakarta, IDN Times - Finlandia dan Rusia berbagi perbatasan darat sekitar 1.335 kilometer. Ada delapan pos pemeriksaan perbatasan dan semuanya akan ditutup untuk sementara hingga 13 Desember. Pada Selasa (28/11/2023), tujuh dari delapan pos tersebut telah ditutup.

Lonjakan migran dari Rusia yang menyeberang ke Finlandia dalam tiga minggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran bagi Helsinki. Mereka menyebutnya sebagai Operasi Hibrida yang dilancarkan oleh Rusia. Perdana Menteri (PM) Finlandia, Petteri Orpo, menuduh Moskow merusak keamanan nasional Helsinki.

Lebih dari 900 orang telah menyeberang dari Rusia ke Finlandia sejauh ini. Orpo mengatakan bahwa itu bukanlah peristiwa biasa, tetapi tindakan yang terorganisir. Otoritas berwenang mengatakan, mereka yang menyeberang termasuk orang-orang dari Yaman, Irak, Somalia, Maroko, Pakistan dan Suriah. 

1. Upaya menciptakan krisis migrasi

PM Finlandia Petteri Orpo (Twitter.com/Petteri Orpo)

Sejauh ini, Finlandia mengatakan lebih dari 900 migran melintasi perbatasan dari Rusia. Helsinki menuduh Moskow mencoba menciptakan krisis migrasi di Finlandia setelah negara Nordik tersebut bergabung dengan NATO.

"Pemerintah telah memutuskan untuk menutup seluruh perbatasan timur. Kami tidak menerima upaya apa pun untuk melemahkan keamanan nasional kami," kata Orpo dikutip dari Associated Press.

Pos pemeriksaan perbatasan terakhir yang akan ditutup bernama pos Raja-Jooseppi di daerah Lapland. Menteri Dalam Negeri Mari Rantanen mengatakan akan menutupnya pada Rabu tengah malam.

2. Membahayakan hak mencari suaka

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di