Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Frontex Kirim Petugas untuk Bantu Finlandia Jaga Perbatasan

Bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)

Jakarta, IDN Times - Badan perbatasan Uni Eropa (UE) Frontex akan mengerahkan petugas ke Finlandia untuk membantu menjaga perbatasan dengan Rusia pada Kamis (23/11/2023). Finlandia sedang menghadapi tingginya kedatangan migrasi ilegal dari perbatasan dengan Rusia.

Sejak awal November ada lebih dari 700 migran dari Afghanistan, Irak, Kenya, Maroko, Somalia, Suriah dan Yaman tiba di perbatasan Finlandia. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki tanda pengenal, visa atau dokumen legal.

1. Frontex kerahkan 50 petugas ke Finlandia

Bendera Finlandia. (Pexel.com/Baptiste Valthier)

Dilansir Reuters, Menteri Dalam Negeri Finlandia Mari Rantanen mengatakan negaranya akan meningkatkan pendaftaran orang-orang yang datang, mendirikan pusat pengumpulan foto, sidik jari, dan informasi identitas lainnya.

“Hal ini dilakukan demi alasan keamanan karena kami tidak tahu siapa yang akan melintasi perbatasan,” kata Rantanen.

Pada awal pekan ini, Finlandia mengatakan telah meminta Frontex mengerahkan 60 petugas di luar 10 petugas yang sudah ditempatkan di negara tersebut.

Frontex mengatakan akan mengerahkan 50 petugas penjaga perbatasan dan staf lainnya ke Finlandia bersama dengan peralatan seperti mobil patroli pada 29 November. Petugas yang dikerahkan, termasuk petugas pengawasan perbatasan, dukungan untuk pendaftaran migran, ahli dokumen, dan penerjemah.

Frontex mengatakan hak-hak dasar semua orang akan dihormati dan ditegakkan.

“Badan ini sangat menyadari aspek kemanusiaan dari skenario ini, terutama mengingat kondisi cuaca buruk dan ketidaksiapan orang-orang yang tiba di perbatasan Finlandia,” kata Frontex.

2. Finlandia tuduh Rusia sengaja menyalurkan migran ke perbatasan

bendera Rusia (PIxabay.com/IGORN)

Dilansir DW, Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo menuduh Rusia berada di balik apa yang disebutnya sebagai gangguan serius terhadap keamanan perbatasan.

"Finlandia tidak dapat dipengaruhi, Finlandia tidak dapat digoyahkan. Rusia yang memulai hal ini, dan Rusia juga dapat menghentikannya," katanya. Dia menyebut situasi tersebut sebagai tindakan sistematis dan terorganisir oleh otoritas Rusia.

Finlandia menuduh tindakan Rusia itu dilakukan karena mengesampingkan kebijakan non-blok selama beberapa dekade, dan memilih bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada bulan April, yang dilakukan sebagai respons langsung terhadap invasi Rusia pada Februari 2022 ke negara tetangga Ukraina.

Rusia telah memperingatkan bahwa akan ada tindakan balasan jika Finlandia bergabung dengan aliansi militer.

"Pihak berwenang Finlandia mulai membuat alasan yang kikuk, mengulangi sentimen Russofobia," kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova

Negara tetangga Rusia di Baltik, Estonia, juga menuduh Moskow memfasilitasi migrasi ilegal. Tuduhan itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Hanno Pevkur pada Kamis.

“Di Rusia, ada zona perbatasan sepanjang 10 kilometer (kira-kira 6 mil) yang tidak bisa Anda masuki tanpa izin dari FSB (dinas keamanan Rusia). Dan secara tidak sengaja, ratusan migran ini berakhir di satu perbatasan. menyeberang di Finlandia dengan sepeda di musim dingin? Ayolah, serius?"

3. Finlandia kemungkinan akan menghadapi krisis kemanusiaan di perbatasan

Pada Rabu, Finlandia mengumumkan akan menutup semua penyeberangan dengan Rusia, kecuali titik penyeberangan paling utara di perbatasannya, sehingga hanya membuka rute terpencil di Arktik mulai Jumat pagi. Sebelumnya pada pekan lalu, langkah serupa telah dilakukan dengan menutup empat dari sembilan penyeberangan dengan Rusia.

Namun, meski telah menutup perlintasan perbatasan Finlandia masih harus menghadapi migran yang mencoba masuk secara ilegal melalui hutan belantara. Negara ini juga diwajibkan secara hukum untuk mengizinkan para migran mengajukan permohonan suaka meskipun mereka datang secara ilegal.

Para pengamat mengatakan apa pun yang terjadi, Finlandia kemungkinan harus menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat nyata jika para migran terlihat terjebak dan membeku di perbatasan kawat berduri yang baru.

Direktur Eksekutif Frontex Hans Leijtens menyebut pengerahan agen perbatasan ke Finlandia sebagai demonstrasi kesatuan UE melawan tantangan hibrida yang mempengaruhi anggotanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us