Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kronologi Kebakaran di Hong Kong: Tragedi Terdahsyat dalam 63 Tahun
Kebakaran Terdahsyat di kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong. (x.com/Washington_Rep).

Intinya sih...

  • Kebakaran di Wang Fuk Court, Hong Kong, menjadi yang paling mematikan dalam lebih dari 60 tahun, menewaskan sedikitnya 55 orang dan membuat ratusan lainnya hilang.

  • Penyebaran api yang cepat diduga dipicu oleh kelalaian konstruksi, termasuk penggunaan jaring dan material tidak tahan api, sehingga tiga orang ditangkap atas dugaan pembunuhan.

  • Ribuan warga dievakuasi ke tempat penampungan darurat, sementara pihak berwenang terus melakukan penyelidikan dan memberikan bantuan kepada para korban.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesKebakaran besar melanda kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong, menewaskan sedikitnya 55 orang dan menyebabkan lebih dari 270 penduduk dilaporkan hilang. Insiden yang terjadi pada Rabu (26/11/2025) siang waktu setempat itu menjadi kebakaran paling mematikan di Hong Kong dalam lebih dari enam dekade. Asap hitam pekat dan kobaran api yang menjulang tinggi terlihat memenuhi cakrawala, sementara ribuan warga terpaksa dievakuasi ke tempat pengungsian darurat.

Melansir BBC, kebakaran tersebut berdampak pada tujuh dari delapan blok menara setinggi 31 lantai yang sedang menjalani renovasi. Polisi mengatakan bahan konstruksi seperti jaring plastik, styrofoam, dan lembaran pelindung yang tidak tahan api diduga mempercepat penyebaran kobaran.

“Kami punya alasan untuk meyakini para penanggung jawab perusahaan sangat lalai, yang menyebabkan api menyebar tak terkendali,” ujar juru bicara kepolisian Hong Kong.

1. Kebakaran terburuk dalam 63 tahun

Kebakaran dimulai sekitar pukul 14.51 waktu setempat dan segera ditetapkan sebagai alarm level lima, termasuk dalam tingkat keparahan tertinggi. Dalam waktu 40 menit, level siaga meningkat dari tiga ke empat, hingga akhirnya mencapai level lima tiga jam kemudian. Wakil Direktur Pemadam Kebakaran Hong Kong, Derek Armstrong Chan, mengatakan panas ekstrem membuat petugas tidak dapat memasuki bangunan untuk melakukan penyelamatan.

Dinas pemadam kebakaran mengerahkan 767 petugas, 128 mobil pemadam, 57 ambulans, dan sekitar 400 polisi. Seorang petugas pemadam, Ho Wai-ho (37), gugur saat bertugas.

“Saya sangat berduka atas kehilangan petugas pemadam yang berdedikasi dan gagah berani ini,” kata Direktur Dinas Pemadam Kebakaran, Andy Yeung.

2. Dugaan kelalaian konstruksi dan penangkapan tersangka

Keadaan setelah api kebakaran di Hong Kong dipadamkan. (x.com/hkfp).

Polisi telah menangkap tiga pria berusia 52-68 tahun atas dugaan pembunuhan, dua diantaranya direktur perusahaan konstruksi yang mengerjakan renovasi. Penyelidikan menemukan jaring konstruksi, plastik, dan styrofoam yang mudah terbakar dipasang di sekitar bangunan, sehingga mempercepat penjalaran api. Bahkan beberapa warga mengatakan alarm kebakaran tidak berbunyi saat kejadian.

Menurut Jason Poon, ketua LSM China Monitor, jaring di bagian luar bangunan seharusnya tahan api untuk mencegah penyebaran. Namun, banyak bahan konstruksi di Hong Kong tidak memenuhi standar keselamatan. Seorang insinyur juga mengatakan jendela kaca bangunan tua dari tahun 1980-an lebih mudah pecah saat terkena panas, memungkinkan api menembus lebih cepat ke dalam unit hunian.

3. Evakuasi warga dan kondisi korban

Keadaan warga saat kebakaran di Hong Kong. (x.com/subhamsingh112).

Pemerintah Hong Kong mendirikan berbagai tempat penampungan darurat setelah ribuan warga terpaksa dievakuasi. Setidaknya 900 orang berlindung di fasilitas sementara, termasuk warga lanjut usia yang membutuhkan bantuan mobilitas. Namun, beberapa pusat penampungan penuh dan warga harus dipindahkan ke lokasi lain yang lebih aman.

Biro pendidikan setempat menutup enam sekolah di Tai Po untuk memastikan keselamatan siswa. Sementara itu, kepolisian membuka hotline bagi keluarga yang mencari anggota keluarga yang hilang. Presiden China, Xi Jinping juga telah menyampaikan belasungkawa kepada para korban, termasuk kepada keluarga petugas pemadam yang gugur.

Editorial Team