Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Guinea-Bissau
ilustrasi bendera Guinea-Bissau (pixabay.com/David_Peterson)

Intinya sih...

  • Militer Guinea-Bissau menutup institusi pemerintahan dan media, memberlakukan jam malam, serta menutup perbatasan

  • Presiden Embalo ditangkap setelah baku tembak di istana, sementara calon presiden oposisi mendesak militer untuk mundur

  • ECOWAS dan Uni Afrika mengutuk kudeta militer di Guinea-Bissau, menolak penangguhan pengumuman hasil pilpres

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Militer Guinea-Bissau, pada Rabu (26/11/2025), mengumumkan pengambilalihan kekuasaan sepenuhnya. Keputusan ini dilakukan beberapa hari setelah berlangsungnya pemilihan presiden (pilpres) di negara Afrika Barat tersebut.   

“Komando Tinggi Militer Guinea-Bissau sudah memutuskan untuk membubarkan presiden dan ditangguhkan hingga peraturan baru ditetapkan. Ini berlaku di seluruh institusi di Republik Guinea-Bissau,” tutur Juru Bicara Militer Guinea-Bissau, Dinis N’Tchama, dikutip dari Business Insider Africa. 

Pada 2023, Guinea-Bissau juga sempat dilanda percobaan kudeta militer. Namun, langkah dari sejumlah unit tentara nasional yang dipimpin oleh Victor Tchongo tersebut berhasil digagalkan. 

1. Militer serukan penutupan institusi pemerintahan dan media

Pada saat yang sama, Komando Tinggi Militer Guinea Bissau menetapkan restorasi keamanan nasional dengan menetapkan penutupan institusi pemerintahan. Selain itu, seluruh operasional media ditutup untuk sementara waktu. 

Dilansir APA News, militer Guinea-Bissau juga menetapkan kebijakan jam malam mulai pukul 21.00 hingga 18.00 waktu setempat. Sedangkan seluruh perbatasan darat, laut, dan udara juga ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. 

Di tengah kudeta militer di Guinea-Bissau, dilaporkan ada baku tembak di sekitar area Istana Kepresidenan dan Kantor Komisi Pemilihan Umum. Sementara, hasil pilpres sebenarnya akan diumumkan pada Kamis (27/11/2025)

2. Presiden Embalo ditangkap usai baku tembak di istana

Presiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo menyebut sudah ditahan setelah terjadi baku tembak di sekitar Istana Kepresidenan. Ia saat ini ditangkap oleh sejumlah personel militer dan Kepala Staf Militer Guinea-Bissau, Jenderal Biague N Ntan. 

Di sisi lain, Calon Presiden Oposisi, Fernando Dias da Costa mendesak militer Guinea-Bissau untuk menarik diri keterlibatan dalam pilpres dan pemerintahan. Ia pun mendorong publik untuk tetap tenang dan menyebut bahwa ia memenangkan pilpres tahun ini. 

Hingga kini, militer Guinea-Bissau masih belum memberikan keterangan formal terkait kabar penangkapan Embalo. Namun, kudeta militer ini semakin menambah panjang ketidakpastian situasi di Guinea-Bissau pasca-pilpres. 

3. ECOWAS dan Uni Afrika kecam kudeta militer di Guinea-Bissau

Uni Afrika (UA) dan ECOWAS mengungkapkan kecaman terhadap kudeta militer di Guinea Bissau. Mereka menolak penangguhan pengumuman hasil pilpres dan pemilu legislatif di negara Afrika Barat tersebut. 

“Kami mengungkapkan kekhawatiran atas pengumuman kudeta di Guinea-Bissau di tengah publik yang menanti hasil pilpres. Ini sangat disayangkan pengumuman ini disampaikan ketika kedua kandidat bersedia untuk menerima hasil kemenangan atau kekalahannya,” terangnya, dikutip dari Punch News.

Pilpres Guinea-Bissau sudah diselenggarakan sejak Minggu (23/11/2025). Namun, kedua belah pihak baik Embalo dan Dias sudah mengumumkan kemenangannya meskipun belum ada kabar resmi dari Komisi Pemilihan Umum. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team