5 Fakta Negara Guinea Khatulistiwa, Kecil Tapi Kaya Minyak

- Guinea Khatulistiwa adalah negara terkaya di Afrika berdasarkan pendapatan per kapita, dengan PDB sebesar 10 miliar dolar.
- Negara ini satu-satunya di Afrika yang menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa utamanya, akibat penjajahan Spanyol.
- Guinea Khatulistiwa sedang membangun ibu kota baru di daratan, Ciudad de la Paz, yang direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2020.
Guinea Khatulistiwa adalah sebuah negara di pesisir barat Afrika, terdiri dari kawasan daratan bernama Rio Muni dan lima pulau yang secara kolektif dikenal sebagai Guinea Khatulistiwa kepulauan. Adapun pulau-pulau tersebut terdiri dari Bioko (pulau terbesar), Corisco, Elobey Besar, Elobey Kecil, dan Annobon. Guinea Khatulistiwa pernah menjadi koloni Spanyol yang dikenal sebagai Guinea Spanyol, dengan Malabo di Bioko sebagai ibu kotanya.
Daratan Guinea Khatulistiwa hampir berbentuk persegi panjang, berbatasan dengan Kamerun di utara dan Gabon di timur dan selatan. Di dekat garis pantainya terdapat pulau-pulau kecil, yaitu Corisco serta Elobey Besar dan Kecil. Di lepas pantai Kamerun, di Teluk Biafra, terdapat Bioko, pulau terbesar, sementara Annobon, sebuah pulau vulkanik, terletak sekitar 640 km di barat daya, tepat di bawah garis khatulistiwa. Yuk, simak fakta menarik tentang Guinea Khatulistiwa berikut ini!
1. Negara terkaya di Afrika berdasarkan pendapatan per kapita
Guinea Khatulistiwa termasuk di antara produsen minyak terbesar di Afrika. Enjoy Travel mengungkapkan bahwa dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar 10 miliar dolar, negara tersebut dianggap sebagai salah satu negara terkaya di benua tersebut. Mengingat populasinya yang kecil, Guinea Khatulistiwa memiliki PDB per kapita yang tinggi, yaitu 34.865 dolar.
Guinea Khatulistiwa telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan merupakan produsen minyak terkemuka di Afrika. Namun, banyak warganya masih menghadapi tantangan ekonomi, dengan sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan. Upaya pengentasan kemiskinan terus berlanjut, seiring dengan upaya pemerintah Guinea Khatulistiwa untuk meningkatkan tata kelolanya.
2. Satu-satunya negara berbahasa Spanyol di Afrika

Guinea Khatulistiwa adalah satu-satunya negara di Afrika yang menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa utamanya, akibat penjajahan Spanyol selama abad ke-18 dan abad ke-19. Sebagai bekas wilayah Spanyol, negara negara ini mengadopsi bahasa Spanyol sebagai bahasa resminya. Ibu kotanya, Malabo, terkenal dengan arsitektur bergaya kolonial Spanyol.
Berbeda dengan banyak negara Afrika, termasuk negara tetangganya, Kamerun dan Gabon, yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi, Guinea Khatulistiwa menonjol. Seringkali mengejutkan banyak orang ketika mengetahui bahwa sekitar 68 persen penduduknya menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa pertama mereka. Perbedaan linguistik ini menyoroti sejarah kolonial negara ini yang unik.
3. Sedang membangun ibu kota baru
Memiliki ibu kota yang terletak di luar daratan bisa jadi cukup tidak praktis. Karena alasan ini, Guinea Khatulistiwa sedang dalam proses membangun ibu kota baru di daratan. Kota baru ini nantinya akan menggantikan ibu kota yang ada.
Ciudad de la Paz, ibu kota baru Guinea Khatulistiwa, awalnya direncanakan akan diluncurkan secara resmi pada tahun 2020, tetapi pembangunannya masih berlangsung. Kota ini dirancang modern dan nyaman bagi penduduknya. Terletak jauh di dalam hutan hujan tropis, lokasi ini dipilih karena iklim dan aksesibilitasnya yang baik.
4. Kaya akan minyak

Lebih dari 90 persen ekspor Guinea Khatulistiwa berasal dari minyak, yang memainkan peran penting dalam mendorong perekonomiannya. Namun, ketergantungan ini juga berarti perekonomiannya sensitif terhadap fluktuasi harga minyak global. Di luar tantangan yang ada, Pulse Nigeria melaporkan bahwa Guinea Khatulistiwa menonjol sebagai negara yang menarik dan tangguh dengan berbagai pencapaian penting.
Guinea Khatulistiwa berupaya mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang dengan mengurangi ketergantungannya pada minyak. Pemerintah berinvestasi di berbagai bidang seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata untuk menghasilkan sumber pendapatan baru. Berkat sumber daya alamnya yang melimpah dan lokasinya yang strategis, Guinea Khatulistiwa berada di posisi yang tepat untuk pertumbuhan berkelanjutan.
5. Memiliki taman nasional dengan keanekaragaman hayati yang besar

Taman Nasional Monte Alen, yang terletak di daratan Guinea Khatulistiwa, merupakan cagar alam penting yang terkenal akan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa. Dengan luas sekitar 2.000 kilometer persegi, taman ini memiliki hutan hujan tropis, beragam spesies tumbuhan, dan satwa liar yang melimpah. International Driving Authority menjelaskan bahwa taman ini merupakan rumah bagi gajah hutan, gorila dataran rendah barat, dan beragam spesies burung, menjadikannya situs penting untuk konservasi.
Ekosistem Monte Alen yang beragam sebagian besar masih belum tersentuh, menjadikannya salah satu kawasan biologis terpenting di Afrika bagian tengah. Meskipun sulit dijangkau, alam taman yang masih alami ini menyimpan potensi besar bagi ekowisata. Jika dikembangkan dengan baik, hal ini dapat mendukung inisiatif konservasi dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi Guinea Khatulistiwa.
Guinea Khatulistiwa merupakan salah satu negara terkecil di Afrika, tetapi bersinar dengan sumber daya alam yang melimpah dan warisan budaya yang kaya. Industri minyaknya telah memainkan peran penting dalam mendorong pembangunan dan menarik perhatian internasional. Dengan kemajuan yang berkelanjutan, Guinea Khatulistiwa akan menjadi semakin luar biasa di tahun-tahun mendatang.