Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertambangan (unsplash.com/Dominik Vanyi)

Jakarta, IDN Times - Sebuah perusahaan pertambangan batu baru di Ukraina timur terpaksa mengizinkan perempuan bekerja di bawah tanah untuk pertama kalinya. Perusahaan tersebut mengalami kekurangan staf besar-besaran setelah lebih dari seribu pekerjanya berperang melawan invasi Rusia. 

“Saya mengambil pekerjaan ini karena perang telah dimulai dan tidak ada pekerjaan lain,” kata Krystyna, yang tidak disebutkan nama belakangnya, kepada Reuters.

Perempuan berusia 22 tahun itu dulunya bekerja di toko elektronik, namun guncangan awal invasi membuat bisnis-bisnis di Ukraina ditutup sehingga ia kehilangan pekerjaannya.

Selama lima bulan, Krystyna bekerja sebagai teknisi di kedalaman 470 meter di bawah tanah. Ia bertugas mengoperasikan kereta listrik kecil yang mengangkut para pekerja ke lapisan batu bara.

1. Krystyna rela bekerja di tambang demi mendukung para lelaki yang telah berjuang di medan perang

Meskipun sulit, namun Krystyna mengaku bahwa pekerjaan di tambang cukup menarik dan punya bayaran yang bagus. Selain itu, dia juga merasa berkewajiban untuk tetap tinggal dan melakukan apa pun yang dia bisa untuk mereka yang telah berjuang.

Kakak laki-lakinya juga bekerja di tambang yang sama, namun dia telah bergabung dengan tentara dua minggu setelah dimulainya invasi besar-besaran.

“Pekerja kami dibawa ke garis depan, dan sekarang kami perlu mendukung mereka: tidak ada orang lain yang bekerja di tambang sekarang," kata Krystyna.

2. 42 pekerja tambang tewas dalam peperangan

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di