Krisis diplomasi antara negara-negara Arab dengan Lebanon berawal dari situasi politik Lebanon yang memperkuat dominasi kelompok bersenjata Hezbollah yang didukung Iran, dilansir Al Jazeera. Di sisi lain, hubungan negara-negara Arab dengan Iran pun tak begitu baik, apalagi dengan didukungnya kelompok Houthi di Yaman oleh Iran.
Arab Saudi dan tetangga-tetangganya yang kaya pernah menghabiskan miliaran dolar untuk membantu di Lebanon. Namun, persahabatan itu telah tegang selama bertahun-tahun oleh berkembangnya Hezbollah yang pesat di Lebanon.
Krisis keuangan telah menghancurkan mata uang Lebanon dan membuat sebagian besar penduduk menghadapi kemiskinan di tengah meroketnya harga komoditas di pasar internasional. Sedangkan negara-negara Arab merupakan kelompok yang paling memungkinkan untuk membantu permasalahan ekonomi di Lebanon.
Di dalam sebuah konferensi pers terkait Doha Forum 2022, PM Najib Mikati berbicara tentang upaya pemerintah Lebanon untuk menyelesaikan krisis ekonomi negara itu.
“Situasi ekonomi saat ini adalah akumulasi dari masalah selama lebih dari 30 tahun. Itu tidak bisa diselesaikan dalam semalam. Pemerintah berupaya untuk mencapai pemulihan ekonomi. Insya Allah, kami akan segera sampai di sana,” tutur Mikati.
Mikati mengatakan delegasi IMF akan tiba di Beirut Selasa depan untuk melanjutkan negosiasi. Delegasi tersebut dipimpin oleh ketua IMF dan putaran negosiasi berikutnya akan berlangsung selama dua minggu. "Setelah itu kesepakatan awal akan ditandatangani. Dengan begitu, pemulihan perekonomian Lebanon akan mengandalkan hubungan dengan negara-negara Arab sekaligus IMF."