Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, pada 10 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque
Linkin Park bukan artis pertama yang menunjukkan sikap keberatan atas penggunaan salah satu lagunya oleh tim kampanye Trump. Sebelumnya, grup band rock legendaris asal Inggris, Queen, sudah pernah melayangkan protes.
Rolling Stone melaporkan pada 2019 bahwa perwakilan Queen meminta Trump untuk menghapus video kampanye yang menggunakan lagu hits We Will Rock You karena tidak ada izin. Video itu juga diunggah di Twitter dan kabarnya sudah ditonton sebanyak 1,7 juta kali sebelum Queen memprotes.
Kemudian, pada bulan lalu, keluarga mendiang musisi Tom Petty mengeluarkan pernyataan lewat Twitter yang berisi keberatan karena Trump menggunakan lagunya yang berjudul I Won't Back Down saat kampanye di Tulsa--sebuah kota yang dalam sejarahnya diwarnai pembunuhan massal warga kulit hitam oleh warga kulit putih.
"Baik mendiang Tom Petty maupun keluarga berdiri tegas melawan rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun. Tom Petty takkan pernah bersedia lagunya digunakan untuk kampanye kebencian. Dia suka membuat orang-orang bersatu," tulis keluarga.