Deklarasi ini diungkapkan secara langsung oleh Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda setelah negaranya tidak menerima sama sekali aliran gas dari Rusia sejak berlangsungnya invasi di Ukraina.
"Mulai bulan ini dan seterusnya, kami tidak lagi menerima gas Rusia di Lithuania. Beberapa tahun lalu, negara saya telah membuat keputusan yang berhasil mengurangi ketergantungan energi dari Rusia. Jika kami bisa melakukannya, seluruh Eropa juga dapat melakukannya!" tutur Nauseda dalam akun Twitter-nya.
Dilansir Associated Press, Menteri Energi Lithuania, Dainius Kreivys mengungkapkan bila Lithuania sudah sepenuhnya meninggalkan gas Rusia. Hal ini sesuai dengan komitmen negara Baltik itu untuk mengurangi impor gas dari Rusia hingga angka nol.
"Lithuania selama ini berupaya untuk mandiri dari gas Rusia, di tengah respon energi Rusia yang digunakan untuk mengancam Eropa, termasuk perang di Ukraina. Lithuania akhirnya berhasil lepas dari ketergantungan gas Rusia" ungkap Kreivys.
"Kami adalah negara Uni Eropa pertama di antara negara yang mendapat suplai Gazprom lain yang berhasil mandiri dari pasokan gas Rusia. Ini merupakan hasil dari koherensi kebijakan energi dan pembangunan infrastruktur setiap tahunnya" tambahnya.