Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perang Rusia dan Ukraina Dimulai! Rusia Lancarkan Invasi Skala Penuh

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah memulai perang Rusia dan Ukraina dengan melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina. Suara ledakan tedengar di beberapa kota beberapa jam setelah Rusia memerintahkan pengerahan militer ke kawasan timur Ukraina.

Dilansir dari CNN, pengumuman Putin pada pukul 5 pagi waktu Ukraina memicu kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, yang sebelumnya telah menjatuhkan sanksi jika Rusia benar-benar menyerang Ukraina.

"Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang,” cuit Kuleba, seraya menyebut apa yang terjaid sebagai perang.

1. Sejumlah instalasi militer di Ukraina terkena tembak

Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, mengatakan bahwa invasi Rusia telah dimulai dengan serangan rudal ke Kiev.

Gerashchenko mengatakan, pasukan telah mendarat di kota Odessa dan melintasi perbatasan di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak di timur laut negara itu.

Dalam sebuah unggahan di halaman Facebook-nya, dia juga mengatakan, pusat kendali seperti lapangan terbang dan markas militer di Kiev dan Kharkiv telah terkena tembakan. Dentuman artileri juga terdengar di sepanjang perbatasan.

2. Putin tegaskan tidak punya rencana menduduki Ukraina

Beberapa jam sebelumnya, Putin mengumumkan operasi militer di wilayah Donbas di Ukraina timur, yang berisi Donetsk dan Luhansk, wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Dalam pidatonya, Putin mendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan pulang. Dia juga mengatakan, jika terjadi tumpah darah di wilayah tersebut, maka hal itu terjadi karena pemerintah Ukraina yang tidak mendengarkan seruan Rusia.

"Rencana kami bukan untuk menduduki Ukraina, kami tidak berencana untuk memaksakan diri pada siapa pun,” ujar dia.

3. Ukraina siap membela diri

Sebelum pengumuman aksi militer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan perdamaian. Namun, dia berjanji akan akan membela negaranya jika serangan terjadi.

"Kami tidak membutuhkan perang Dingin lagi, atau perang berdarah, atau perang hibrida," kata Zelensky.

"Tetapi, jika kami diserang secara militer, jika mereka mencoba merampas kebebasan kami, kehidupan kami, kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri," tambah dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Septi Riyani
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us