Sebagian besar kasus di China disebabkan oleh varian BF.7 yang dilaporkan dari wilayah Inner Mongolia sejak awal Oktober. Hal itu membuat kawasan China menjadi episentrum COVID-19 terbaru, hingga merusak rencana untuk memasuki liburan Pekan Emas.
Beberapa hari memasuki Pekan Emas, otoritas Xinjiang melarang warganya untuk bepergian dari wilayahnya. Hal itu membuat para turis terdampar dan terpaksa mencari pekerjaan sementara.
Shanghai, yang melakukan lockdown pada April dan Mei, melaporkan 34 kasus lokal pada 9 oktober, angka yang terbesar dalam hampir tiga bulan.
People Daily mengatakan, penularan sub-varian Omicron masih jadi ancaman bagi elemen masyarakat, termasuk orang tua dan orang-orang yang terjangkit penyakit tertentu.
"Penularan dan patogenisitas (Omicron) belum melemah, dan masih menimbulkan ancaman yang relatif besar bagi orang tua dan orang-orang dengan penyakit yang mendasarinya," ujar pernyataan dari People's Daily yang dikontrol otoritas China.
"Untuk alasan inilah kita harus tetap waspada terhadap penyebaran epidemik, meningkatkan kepercayaan diri dan kesabaran kita dalam kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemik negara kita, dan mengatasi mati rasa pikiran, kelelahan perang, pemikiran untuk meninggalkan sesuatu kesempatan, dan kepuasan apa pun," lanjutnya.