Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Sambut Gagasan Elon Musk soal Reunifikasi Taiwan, Apa Itu?

Elon Musk (instagram.com/@elonmusk)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah China memuji wacana yang digaungkan oleh Elon Musk, seputar zona administrasi khusus sebagai solusi atas perdamaian di Taiwan. Pernyataan itu ditafsirkan merujuk kepada sistem kenegaraan yang diterapkan China atas Hong Kong.

Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS), Qin Gang, berterima kasih kepada Musk atas proposal yang dia sampaikan. Gang mengatakan bahwa penerapan ‘satu negara dua sistem’, seperti yang sudah diterapkan di Hong Kong, adalah solusi terbaik untuk mengakhiri ketegangan antara China dengan Taiwan, dikutip dari Bloomberg.

1. China mengamini gagasan Musk

Beberapa jam setelah Gang mencuit dukungannya atas wacana Musk, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning menegaskan pernyataan itu.

"Asalkan kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan pembangunan terjamin, Taiwan dapat mengadopsi otonomi tingkat tinggi sebagai wilayah administrasi khusus," kata Ning kepada awak media, Minggu (9/10/2022).

Dikutip dari Financial Times yang diterbitkan pada Jumat (7/10/2022), Musk mengatakan, "Rekomendasi saya adalah untuk mencari tahu zona administrasi khusus untuk Taiwan yang cukup cocok."

Dia menambahkan bahwa, "mungkin tidak akan membuat semua orang bahagia".

2. Kehadiran AS dalam isu Taiwan-China bisa memperumit keadaan

Gedung Putih AS di Washington, D.C. (whitehouse.gov)

Proposal semacam itu menghadapi penolakan yang berkembang di Taiwan terhadap segala bentuk integrasi dengan Beijing, terutama setelah tindakan keras Partai Komunis China terhadap perbedaan pendapat di Hong Kong.

Perselisihan kedaulatan Taiwan adalah salah satu variabel paling berbahaya dalam hubungan China-AS, dengan seruan yang berkembang di kalangan politisi Amerika Serikat (AS) terkait komitmen untuk terlibat jika Beijing mengambil tindakan militer.

Rincian lebih lanjut tentang prioritas Presiden Xi Jinping di Taiwan mungkin muncul minggu depan di Kongres Partai Komunis mendatang, di mana ia akan mengamankan masa jabatan ketiganya.

3. Musk juga sempat ribut dengan Zelenskyy soal aneksasi Rusia di Ukraina

Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina (twitter.com/ZelenskyyUa)

Beberapa hari lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Musk terlibat perdebatan di Twitter. Adu argumen ini terjadi saat Musk minta warganet menanggapi rencana mengakhiri perang Rusia dan Ukraina.

Musk mengusulkan referendum ulang di empat wilayah Ukraina, yaitu Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk. Ia juga meminta agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengawasi referendum tersebut.

Dilansir BBC, Musk juga menyarankan dunia harus secara resmi mengakui Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014.

“Mari kita coba hal ini. Keinginan orang-orang yang tinggal di Donbass dan Krimea harus memutuskan, apakah mereka ingin menjadi bagian dari Rusia atau Ukraina,” tulis bos Tesla tersebut.

Cuitan Musk langsung mengundang kemarahan orang-orang Ukraina, dan juga para sekutu negara tersebut. Menanggapi cuitan Musk, Zelenskyy juga membuat sebuah jajak pendapat di Twitter.

“@elonmusk, mana yang lebih Anda sukai? Mendukung Ukraina atau mendukung Rusia?” cuit Zelenskyy.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us