Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (twitter.com/Emmanuel Macron)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron kehilangan mayoritas parlementernya setelah pemilihan besar dimenangkan oleh aliansi sayap kiri yang baru dibentuk dan sayap kanan.

Hasil ini cukup mengejutkan terhadap rencana untuk reformasi besar-besaran di masa jabatan kedua Macron. Politik Prancis pun disebut kini terjun ke dalam kekacauan.

1. Masih jauh dari jumlah kursi yang dibutuhkan

Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden melalui sambungan telepon pada 11 November 2020. (Facebook.com/Emmanuel Macron)

Koalisi ‘Bersama’ Macron ingin menjadi partai terbesar di Majelis Nasional berikutnya. Namun dengan jumlah 24 kursi sejauh ini, masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan untuk mayoritas di Parlemen yang beranggotakan 577 orang.

“Situasi ini imerupakan risiko bagi negara kita, mengingat tantangan yang harus kita hadapi,” kata Perdana Menteri Elisabeth Borne, dilansir dari Channel News Asia, Senin (20/6/2022).

Pemerintahan Macron dikabarkan bakal bekerja untuk membangun mayoritas.

2. Koalisi sayap kiri baru menang 124 kursi

Editorial Team

Tonton lebih seru di