Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Isi Pembicaraan Vladimir Putin dengan Scholz dan Macron

Olaf Scholz dan Emmanuel Macron (Twitter.com/Olaf Scholz)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan tiga arah dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Sabtu (28/5/22).

Dalam kesempatan itu, Putin memperingatkan pada kedua lawan bicaranya, bahwa bantuan senjata yang berlanjut ke Ukraina akan berbahaya karena meningkatkan destabilisasi.

Scholz dan Macron di sisi lain, meminta kepada pemimpin Rusia itu untuk segera melakukan gencatan senjata. Selain itu, mereka berdua juga meminta agar Putin memperlakukan pejuang Azovstal sesuai dengan hukum humaniter internasional.

1. Rusia siap memasok gandum ke pasar global

Presiden Rusia Vladimir Putin (Twitter.com/President of Russia)

Pembicaraan tiga arah antara Vladimir Putin dengan Olaf Scholz dan Emmanuel Macron berlangsung sekitar 80 menit. Mereka bertiga berdiskusi beberapa masalah, sebagian besar tentang perang Rusia di Ukraina.

Menurut The Moscow Times, salah satu isi pembicaraan itu mengenai kurangnya suplai pasokan gandum global yang telah mengancam krisis pangan. Putin mengatakan bahwa Rusia siap memasoknya tapi kesulitan karena akibat sanksi ekonomi negara-negara Barat.

"Rusia siap membantu menemukan opsi untuk ekspor biji-bijian tanpa hambatan, termasuk ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam," kata Putin.

"Peningkatan pasokan pupuk dan produk pertanian Rusia juga akan membantu mengurangi ketegangan di pasar pangan global, yang tentu saja akan memerlukan penghapusan sanksi yang relevan," tambahnya.

2. Bantuan senjata ke Ukraina memperburuk krisis

ilustrasi senjata berat militer (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Perang Rusia di Ukraina telah memasuki bulan keempat. Kiev terus mendapatkan bantuan pasokan persenjataan dari negara-negara Barat, termasuk Jerman dan Prancis. Bahkan kini bantuan yang dikirim terdiri dari beberapa senjata berat seperti artileri.

Dilansir Al Jazeera, Putin mengatakan kepada Scholz dan Macron bahwa melanjutkan pasokan bantuan senjata ke Ukraina akan berbahaya. Dia memperingatkan risiko destabilisasi lebih lanjut... dan memperburuk krisis kemanusiaan."

3. Scholz dan Macron desak Putin lakukan negosiasi serius dengan Ukraina

Emmanuel Macron, Presiden Prancis (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Olaf Scholz dan Emmanuel Macron dalam pembicaraan tiga arah itu, meminta Vladimir Putin untuk melakukan negosiasi langsung secara serius dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Hal itu demi menemukan solusi diplomatik atas konflik.

Menurut Le Monde, kantor Kanselir Jerman mengatakan bahwa Scholz dan Macron bersikeras agar Rusia melakukan gencatan senjata serta penarikan pasukannya dari Ukraina.

Scholz dan Macron juga meminta Putin untuk memperlakukan pejuang yang ditangkap di Azovstal, sesuai dengan hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Jenewa. Mereka berdua juga meminta akses tanpa hambatan bagi Komite Palang Merah Internasional.

4. Putin siap melanjutkan dialog dengan Ukraina

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Kremlin, dalam pembicaraan tiga arah tersebut Presiden Putin mengatakan kepada Kanselir Scholz dan Presiden Macron bahwa pihak Rusia siap melanjutkan dialog dengan Ukraina.

"Perhatian khusus diberikan pada keadaan di jalur negosiasi, yang dibekukan karena Kiev. Vladimir Putin menegaskan Rusia terbuka untuk melanjutkan dialog," kata pernyataan itu dikutip dari Tass.

Putin menegaskan bahwa Moskow memiliki kesiapan untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Kiev. Ketiga pemimpin itu juga sepakat untuk tetap membuka jalur komunikasi lebih lanjut, agar tetap bisa saling berhubungan.

"Para pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak," kata Kremlin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us