Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat Hari Kemerdekaan di Karakas, Venezuela, pada 5 Juli 2020. ANTARA FOTO/Miraflores Palace/Handout via REUTERS
Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat Hari Kemerdekaan di Karakas, Venezuela, pada 5 Juli 2020. ANTARA FOTO/Miraflores Palace/Handout via REUTERS

Caracas, IDN Times - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro sedang membuat rencana baru terkait mendigitalisasi perekonomian negaranya secara penuh. Artinya nanti tidak akan ada pembayaran secara tunai dan akan bergantung sepenuhnya pada transaksi menggunakan mata uang digital. 

Rencana ini berguna untuk mencegah dampak lanjutan sanksi Amerika Serikat yang menghantam perekonomian Venezuela. Diketahui bahwa perekonomian Venezuela telah memburuk tiga tahun belakangan akibat hiperinflasi. 

1. Berlakukan ekonomi digital sepenuhnya

Pada hari Jumat (01/01) Pemerintah Venezuela melalui Presiden Nicolas Maduro berencana untuk mengalihkan ekonominya ke arah digital sepenuhnya. Hal ini terkait dengan hiperinflasi di negaranya yang membuat mata uang Bolivar kehilangan nilai dan kekuatannya. 

Melansir dari Sputnik, Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan nantinya mata uang fisik akan hilang secara bertahap,

"Mereka sedang berperang dengan mata uang fisik kita. Kita akan bergerak ke arah ekonomi digital tahun ini untuk berekspansi. Saya sudah menargetkan perekonomian kita yang 100 persen dilakukan secara digital"

Di sisi lain, kini dollar AS sudah dioperasikan di Venezuela menyusul sanksi AS dan kolapsnya pendapatan dari minyak bumi. Maduro juga mengatakan apabila kini transaksi perdagangan di Venezuela tercatat 18,6 persen menggunakan dollar AS. Sementara 77,3 persen menggunakan bolivar melalui kartu debit dan hanya sekitar 3,4 persen menggunakan tunai bolivar, dilaporkan dalam Bloomberg

2. Rilis mata uang krypto bernama Petro

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di