Jakarta, IDN Times - Shahed Abu Omar berada di tahun ketiganya di program studi ilmu komputer di Universitas Al Azhar di Gaza ketika universitas tersebut hancur akibat serangan militer Israel. Kini, ia termasuk di antara 90 ribu mahasiswa yang terjebak dalam konflik tersebut.
Namun, situasi sulit ini tak menghentikan Abu Omar untuk terus belajar. Setiap hari, perempuan berusia 20 tahun itu menghadapi perjalanan berbahaya demi mendapatkan koneksi internet yang stabil, yang memungkinkannya untuk belajar secara daring melalui ponselnya.
"Kami tidak bisa pergi ke universitas kami atau belajar di luar sana," ujarnya, menyinggung sulitnya pembelajaran jarak jauh dengan koneksi internet yang buruk.