Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Moldova, Maia Sandu. (x.com/@sandumaiamd)

Jakarta, IDN Times - Presiden petahana Moldova, Maia Sandu, mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan presiden. Sandu berhasil meraih 54,7 persen suara dan mengalahkan rival pro-Rusia, Alexandr Stoianoglo, yang memperoleh 45,3 persen.

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Moldova, pemungutan suara hari Minggu (3/11/2024) diikuti oleh 1,68 juta pemilih. Angka ini setara dengan sekitar 54 persen dari total pemilih yang berhak.

Kemenangan Sandu ini diperkuat dengan besarnya dukungan dari diaspora Moldova yang mencapai 20 persen total pemilih. Tercatat lebih dari 325 ribu suara diaspora diberikan untuk Sandu. Hasil ini diharapkan menjadi angin segar bagi aspirasi Moldova untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Sandu, dalam pidato kemenangannya, berjanji akan menjadi presiden bagi seluruh warga Moldova.

"Moldova, hari ini Anda telah menunjukkan kekuatan persatuan, demokrasi, dan komitmen kita untuk masa depan yang bermartabat," tuturnya melalui platform X.

1. Maia Sandu janji bawa Moldova bergabung ke Uni Eropa

Pada putaran pertama pemilihan presiden yang digelar 20 Oktober 2024, Sandu hanya meraih 42 persen suara dan gagal mendapatkan mayoritas mutlak. Dilansir Associated Press, bersamaan dengan putaran pertama pilpres, referendum integrasi UE yang diinisiasi Sandu juga hanya lolos dengan margin tipis.

Meski demikian, UE telah menjanjikan paket bantuan senilai 1,8 miliar euro (sekitar Rp30,7 triliun) untuk membantu proses aksesi Moldova. Sandu sendiri berkomitmen akan bekerja maksimal untuk membawa Moldova bergabung dengan UE pada 2030.

Selama masa kampanye, Sandu menuding Stoianoglo sebagai "kuda troya" untuk kepentingan asing yang ingin mengambil alih Moldova.

Stoianoglo yang diusung Partai Sosialis membantah tudingan tersebut. Dalam wawancara dengan The Guardian pada Oktober lalu, ia mengklaim mendukung integrasi UE. Namun, Stoianoglo memboikot referendum tersebut dan menyebutnya sebagai parodi.

2. Rusia dituduh intervensi pemilihan umum di Moldova

Editorial Team

EditorLeo Manik

Tonton lebih seru di