Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waduh, Banyak Ancaman Pembunuhan Jelang Putaran 2 Pilpres di Moldova

bendera Moldova (x.com/EUinMoldova)
bendera Moldova (x.com/EUinMoldova)
Intinya sih...
  • Perdana Menteri Moldova memperingatkan maraknya ancaman pembunuhan menjelang pilpres putaran kedua
  • Ancaman ditujukan untuk mencegah warga memilih pemimpin pro-Eropa, Maia Sandu, yang ingin bergabung dengan Uni Eropa
  • Pemerintah Moldova mendesak warga untuk tidak takut datang ke tempat pemungutan suara dan menjamin perlindungan kepada seluruh warga
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Moldova Dorin Recean memperingatkan, maraknya pesan ancaman pembunuhan kepada warga di seluruh negeri menjelang pilpres putaran kedua. Ancaman itu ditujukan untuk mencegah warga memilih pemimpin pro-Eropa, Maia Sandu. 

Pada putaran pertama pilpres dan referendum di Moldova, sudah ditemukan praktik jual-beli suara untuk menolak bergabung dalam Uni Eropa (UE) yang digerakkan oligarki pro-Rusia. Berdasarkan hasil referendum, lebih dari 50 persen warga tetap memilih bergabung dengan blok Eropa. 

1. Ancaman pembunuhan ditujukan kepada jurnalis dan warga Moldova

suasana demonstrasi anti-pemerintah di Moldova (facebook.com/ilanshorofficial)
suasana demonstrasi anti-pemerintah di Moldova (facebook.com/ilanshorofficial)

Recean mengatakan, ancaman pembunuhan ini merupakan sebuah serangan yang tidak diprediksi sebelumnya. Ancaman ini dikirim secara langsung oleh nomor tidak dikenal melalui ponsel masing-masing warga. 

"Ancaman ini dikirimkan secara langsung kepada jurnalis, selebriti, dan warga Moldova lain setiap harinya. Ini adalah sebuah intimidasi untuk satu tujuan, yakni menyebarkan kepanikan dan ketakutan sehingga warga takut datang ke tempat pemungutan suara," tuturnya pada Jumat (1/11/2024), dilansir Ukrainska Pravda

Ia memastikan bahwa pemerintah Moldova akan menjamin perlindungan kepada seluruh warga. Recean juga menyerukan kepada warga agar tidak takut datang ke tempat pemungutan suara dan memilih calon presiden sesuai kehendaknya. 

Sebelumnya, seorang jurnalis dari media NewsMaker sudah menerima ancaman pembunuhan lewat pesan audio. Pesan itu berisikan ancaman pembunuhan jika memilih Maia Sandu dan pengirim mengklaim tahu tempat tinggal jurnalis itu. 

2. Minta warga menghiraukan intimidasi lewat pesan singkat

Pemerintah Moldova mendesak seluruh warga untuk menghiraukan intimidasi dan pesan singkat palsu yang marak beredar di negaranya menjelang pilpres putaran kedua yang dilangsungkan pada 3 November. 

Selain ancaman pembunuhan, otoritas setempat menemukan warga yang menerima pesan untuk memilih Sandu. Jika mereka bersedia menuruti ajakan dalam pesan tersebut, mereka akan mendapatkan uang sebesar 1.500 lei Moldova (Rp1,3 juta). 

Melansir dari RFE/RL, polisi mengatakan sudah berhasil menemukan nomor tidak dikenal yang diduga telah mengirimkan pesan ancaman tersebut. Kini, polisi masih mencari alamat terduga pelaku melalui email yang dikirimkan. 

Sejauh ini, polisi sudah melakukan pencarian di 13 distrik di Moldova untuk meringkus dugaan penyaluran dana ilegal dan korupsi dalam proses pemilu tahun ini. 

3. Macron dorong warga Moldova dukung kelanjutan integrasi Uni Eropa

Presiden Moldova, Maia Sandu (kiri) dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan) saat bertemu di Paris, Kamis (7/3/2024). (twitter.com/EmmanuelMacron)
Presiden Moldova, Maia Sandu (kiri) dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan) saat bertemu di Paris, Kamis (7/3/2024). (twitter.com/EmmanuelMacron)

Pada hari yang sama, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendorong warga Moldova untuk melanjutkan arah negaranya menuju integrasi ke UE. Ia menyebut, pilpres putaran kedua ini sangat penting dan akan menentukan masa depan Moldova. 

"Ini adalah momen penting untuk Moldova dan bersama dengan itu, untuk Eropa. Saya ingin mengungkapkan kepada seluruh rakyat Moldova sebuah pesan keberanian dan harapan untuk masa depan negaranya," tutur Macron. 

Ia menyebut, dengan memilih jalan Eropa, maka akan membawa pada kebebasan dan demokrasi untuk Moldova. Macron juga mengklaim bahwa ini adalah pondasi masa depan bersama dan akan semakin kuat jika seluruh Eropa bersatu. 

Sementara itu, calon petahanan Maia Sandu akan berhadapan dengan calon dari Partai Sosialis yang dikenal pro-Rusia, Alexandr Stoianoglo pada pilpres putaran kedua. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us