Makin Mesra dengan Rusia dan Represif, Nikaragua Kembali Disanksi AS

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Jumat (17/6/2022) resmi memberlakukan sanksi baru kepada Nikaragua. Kali ini, sanksi menargetkan perusahaan tambang milik negara Empresa Nicaraguense de Minas (ENIMINAS).
Pada Senin lalu, AS sudah memberlakukan sanksi kepada lebih dari 93 pejabat di Nikaragua terkait tuduhan pengrusakan terhadap demokrasi di negaranya. Hal ini juga dilakukan agar ratusan tahanan politik di negara Amerika tengah itu dibebaskan.
"Rezim telah menahan lebih dari 180 tahanan politik yang mengalami kekurangan makanan, penanganan medis yang baik dan bahkan cahaya matahari. Amerika Serikat mengungkapkan panggilan sesegera mungkin untuk membebaskan para tahanan dan mengembalikan demokrasi di Nikaragua," ungkap Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
1. Ekspor emas Nikaragua meningkat dalam beberapa tahun terakhir
Menurut Office of Foreign Assets Control (OFAC), pemerintah Nikaragua menggunakan ekspor emas dari perusahaan Eniminas untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Sanksi ini juga berlaku bagi Presiden Eniminas, Ruy Lopez Delgado.
"Pejabat senior dalam rezim Ortega Murillo sudah mendapatkan keuntungan yang besar dari meningkatnya ekspor emas dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar keuntungan didapat berkat peran Eniminas yang menyalurkan profit dari sektor swasta dan suap kepada anggota rezim," ungkap Kementerian Keuangan AS, dilansir Confidencial.
Secara detail, ekspor emas dari Nikaragua ke AS meningkat hingga 30 persen pada 2021. Bahkan, jumlahnya mencapai 744 juta dolar AS (Rp11 triliun). Ekspor itu juga menunjukkan 79 persen dari total ekspor emas dalam satu tahun terakhir.
Sesuai dokumen tersebut, rezim Ortega menggunakan cadangan emasnya untuk menekan masyarakat Nikaragua. Selain itu, Ortega dianggap berpartisipasi dalam aktivitas yang bisa mengancam keamanan di Benua Amerika.