Shala, yang dikenal dengan julukan "Serigala", memimpin militer lokal di Kosovo barat saat terjadinya konflik antara pemberontak etnis Albania KLA melawan pasukan yang setia kepada pemimpin Serbia, Slobodan Milosevic.
Ia dinyatakan bersalah atas penahanan sewenang-wenang terhadap sedikitnya 18 warga sipil etnis Albania, yang dituduhnya bekerja sebagai mata-mata atau berkolaborasi dengan pasukan Serbia. Para korban ditahan di penjara darurat di sebuah pabrik logam di Kukes di Albania utara, di mana mereka harus menghadapi penganiayaan. Sedikitnya satu orang tewas.
"Panel memutuskan tanpa keraguan bahwa Shala bersalah atas pembunuhan, penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang," kata Hakim Ketua Mappie Veldt-Foglia, dikutip DW.
“Korban pembunuhan meninggal saat masih dalam tahanan akibat ditembak, dan kemudian tidak diberikan perawatan medis yang layak, dan tahanan lainnya terpaksa menyaksikan penderitaannya yang mengerikan sebelum dia meninggal,” tambahnya.