Tangkapan layar cuitan Twitter soal mengapa tweet Presiden Amerika Serikat Donald Trump ditandai sebagai sesat dengan cek fakta pada 28 Mei 2020. twitter.com/TwitterSafety
Twitter menjelaskan bahwa penambahan label cek fakta itu merupakan "bagian dari upaya mendorong kebijakan integritas kewarganegaraan" karena platform itu "percaya cuitan-cuitan tersebut bisa menyesatkan para pemilih tentang apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan surat suara dan berpartisipasi dalam proses pemilihan umum".
Twitter juga menyertakan sejumlah tautan dari media-media seperti The Washington Post, The Hill, dan CNN yang berisi bantahan bahwa memilih melalui surat, bukan di tempat pemungutan suara secara langsung, berujung kepada mudahnya kecurangan terjadi. Lima negara bagian sudah melakukan pemilihan pendahuluan untuk menentukan capres Partai Demokrat. California berencana melanjutkan cara ini sampai ke Pilpres AS pada November.
Gubernur California Gavin Newsom menegaskan surat suara hanya akan dikirimkan kepada pemilih yang sudah terdaftar. Namun, Partai Republik memilih tidak percaya dan menggugat Newsom karena kebijakan tersebut. Sedangkan Gedung Putih mengarahkan serangan kepada Kepala Integritas Twitter Yoel Roth dan menyebutnya sebagai aktor yang bersalah.
Conway, yang sempat jadi manajer kampanye Trump pada Pilpres 2016, menilai Roth adalah karyawan yang "sangat buruk" sehingga layak diserang. "Seseorang di San Francisco cepat bangunkan dia dan katakan padanya dia akan segera mendapatkan banyak followers [di Twitter]," kata Conway, merujuk kepada lokasi kantor Twitter.
Dikutip dari The Verge, seruan Conway dipatuhi oleh para pendukung Trump yang menyebarluaskan tangkapan layar dari cuitan-cuitan Roth. Menurut laporan Protocol, ia telah menerima gelombang serangan termasuk sejumlah ancaman pembunuhan usai pernyataan Conway ditayangkan oleh TV nasional.