Surabaya, IDN Times - Muhammad Shuaibe tampak memainkan handphone pribadinya ketika aku datang pada suatu Jumat siang di bulan September 2018. Aku khawatir, kami tak punya cukup banyak waktu untuk mengobrol karena ia harus segera beribadah di masjid dekat rumah susun khusus pengungsi asal luar negeri di Sidoarjo.
Tapi ia berbaik hati menjawab sejumlah pertanyaanku tentang situasi yang dihadapinya selama enam tahun terakhir. Shuaibe, 31 tahun, adalah pengungsi Rohingya asal Myanmar yang meninggalkan negaranya karena krisis di Rakhine pada 2012. Seperti para pengungsi lainnya, ia tak banyak melakukan aktivitas selama masa penantian di Indonesia.