Potret masyarakat di Bangkok, Thailand. (pexels.com/Mateusz Turbiński)
Di sisi lain, penolakan semakin meningkat di kalangan warga Negeri Gajah Putih saat pemerintah terus melanjutkan inisiatif tersebut. Setiap upaya selalu menghadapi penolakan dari kaum konservatif di negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha tersebut.
Pekan lalu, sekelompok warga Thailand yang menghadiri rapat umum kampanye pemilihan provinsi di Si Sa Ket di timur laut membentangkan spanduk yang mengatakan kasino dan perjudian online akan membahayakan generasi mendatang.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra telah meyakinkan masyarakat bahwa hal ini merupakan langkah yang akan membawa manfaat ekonomi, seperti meningkatkan pariwisata dan investasi. Menurutnya, kompleks hiburan tersebut akan menjadi tujuan wisata buatan baru di negara itu. Serta, akan membantu menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan baru untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Sentimen negatif di kalangan masyarakat Thailand dapat dipahami, dan pemerintah akan berupaya mengatasi kekhawatiran publik," ujarnya, dikutip dari The Straits Times.
Menurut Wakil Menteri Keuangan Thailand, Julapun Amornvivat, langkah terbaru ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung asing sebesar 5-10 persen, serta pendapatan pariwisata meningkat sekitar 120 miliar baht (sekitar Rp57,5 triliun ).
"Sekitar 9 ribu hingga 15 ribu pekerjaan baru akan tercipta," ungkapnya.