Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo ASEAN Media Forum di Vientiane, Laos, Senin (25/11/2024) (ASEAN Secretariat/Fitriana Valencia)
Logo ASEAN Media Forum di Vientiane, Laos, Senin (25/11/2024) (ASEAN Secretariat/Fitriana Valencia)

Intinya sih...

  • Myanmar kirim perwakilan non-politisnya dalam KTT ASEAN 2024 setelah tiga tahun absen pasca kudeta militer.
  • Kehadiran Myanmar dianggap sebagai sinyal penerimaan atas lima poin konsensus (5PC) dan prestasi tersendiri bagi Laos selaku Ketua ASEAN.
  • Kehadiran perwakilan non-politik Myanmar dibutuhkan untuk memberikan gambaran utuh terkait kondisi Myanmar kepada seluruh ASEAN.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Posisi Myanmar di ASEAN masih menjadi sebuah bahasan yang belum bisa diselesaikan hingga sekarang. Namun, angin segar mulai muncul ketika dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Viantiane, Laos, pada pertengahan Oktober 2024 lalu, Myanmar mengirimkan perwakilan non-politisnya.

Ini menjadi kali pertama Myanmar kirim perwakilan setelah tiga tahun absen pasca kudeta militer. Situasi tersebut dianggap sebagai angin segar buat situasi di Myanmar.

1. Sinyal adanya penerimaan dalam 5PC

Direktur Jenderal Departemen ASEAN Kementerian Luar Negeri Laos, Chatoulong Bouasisavath, dalam ASEAN Media Forum 2024 (dok. ASEAN Secretariat/Fitriana Valencia)

Kehadiran Myanmar di KTT ASEAN 2024 menjadi sebuah sinyal jika adanya penerimaan atas lima poin konsensus (5PC) dalam upaya konsolidasi politik dalam negeri. Laos, sebagai Ketua ASEAN saat ini, merasa begitu bangga karena hadirnya Myanmar dianggap sebagai prestasi tersendiri.

"Rasanya, ini menjadi sebuah gambaran dari Myanmar yang berusaha untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam penerapan 5PC," ujar Direktur Jenderal Departemen ASEAN Kementerian Luar Negeri Laos, Chatoulong Bouasisavath, dalam ASEAN Media Forum, beberapa waktu lalu.

2. Perwakilan Myanmar dibutuhkan kehadirannya

Direktur Jenderal Departemen ASEAN Kementerian Luar Negeri Laos, Chatoulong Bouasisavath, dalam ASEAN Media Forum 2024 (dok. ASEAN Secretariat/Fitriana Valencia)

Kehadiran perwakilan non-politik Myanmar memang dibutuhkan. Sebab, keseluruhan ASEAN butuh gambaran yang utuh terkait kondisi Myanmar sekarang.

"Mereka juga bisa mendapatkan pandangan dari para pemimpin di ASEAN. Atau, justru para pemimpin ASEAN bisa mendengar kondisi terkini ASEAN secara langsung," kata Chatoulong.

3. Media harus hentikan penyebaran hoaks

Direktur Jenderal Departemen ASEAN Kementerian Luar Negeri Laos, Chatoulong Bouasisavath, dalam ASEAN Media Forum 2024 (dok. ASEAN Secretariat/Fitriana Valencia)

Salah satu agenda di ASEAN Media Forum adalah bagaimana menangkal hoaks dari berbagai isu yang beredar. Media dianggap begitu penting dalam menekan angka peredaran hoaks dan memberikan pandangan kritis terhadap arus informasi yang begitu cepat. Sebab, di era digital, polarisasi tercipta dan banyak hoaks yang berkembang.

"Bagian krusialnya adalah beradaptasi dengan era informasi yang sudah terlalu berlebihan dan terpolarisasi, ketika misinformasi dan perspektif sangat dominan di ruang publik. Efektivitas dan integritas media menjadi vital, tapi juga makin menantang," kata Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, dalam pembukaannya, Senin (25/11/2024).

"Media sosial juga bisa dimensi demokratisasi dalam informasi. Tapi, juga jadi medium yang menyebarkan naratif palsu atau hoaks," lanjutnya.

Editorial Team