Bendera Ukraina. (instagram.com/usa.hanna)
Menanggapi komentar Schallenberg, Ukraina mengaku kecewa atas penolakan tersebut.
"Kami menganggap komentar tersebut hanya pandangan jangka pendek dan tidak berkeinginan untuk menyatukan Eropa. Pernyataan tersebut mengabaikan kenyataan bahwa mayoritas populasi negara pendiri UR setuju untuk membantu percepatan keanggotaan UE," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, dilansir Ukrinform.
Ia juga mengatakan, Menteri Luar Ukraina Dmytro Kuleba sudah menegaskan bahwa warga sipil Ukraina telah membayar mahal kesalahan yang dilakukan pemerintah negara di Eropa.
Mereka memiliki ketidakjelasan persepsi yang melemahkan politik dan ekonomi Eropa, sehingga Rusia dapat merusak stabilitas di UE dan melangsungkan agresi hybrid melawan negara Eropa.
"Seperti peperangan yang baru terjadi ini, korban, dan kerusakan tidaklah cukup bagi mereka. Menunda masuknya Ukraina dalam UE dengan berbagai alasan atau mencari alternatif berarti menuruti rencana Putin dan melambatkan UE dalam memperkuat kapabilitas Ukraina," sambungnya.
Nikolenko juga menyampaikan, Ukraina memiliki kemampuan untuk menuruti semua standar yang diterapkan UE dan mempunyai peran strategis yang diakui oleh UE.
"Terima kasih kepada keberanian dari Presiden Ukraina dan warga Ukraina, karena itu Eropa dapat hidup damai sekarang. Tanpa melebih-lebihkan, negara kita sudah menjadi area terluar dari keamanan UE, kebebasan Eropa, dan nilai-nilai budaya Eropa," tegas Nikolenko.