Perselisihan politik di Washington telah mengakibatkan penundaan pengiriman paket bantuan yang sangat dibutuhkan Ukraina senilai 60,84 miliar dolar AS (sekitar Rp984 triliun). Namun, Dewan Perwakilan Rakyat AS diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai paket tersebut akhir pekan ini, sehingga membawa harapan bagi para menteri G7.
“Dalam masa-masa penuh gejolak ini, ini merupakan tanda harapan bahwa kini ada sinyal dari Partai Republik di AS bahwa dukungan terhadap Ukraina dapat dilanjutkan secara intensif,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada konferensi pers di Capri.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/4/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia akan segera menandatangani paket tersebut menjadi undang-undang setelah disahkan oleh Kongres. Hal ini bertujuan untuk mengirimkan pesan kepada dunia bahwa AS senantiasa mendukung Ukraina.
Ukraina sendiri sangat bergantung pada pasokan senjata dari AS dan Barat untuk terus memerangi Rusia, yang memiliki lebih banyak pasukan dan amunisi artileri.
Sementara itu, Kuleba menyampaikan harapannya untuk mendapatkan janji segera pekan ini mengenai pengiriman sistem pertahanan udara Patriot dan SAMP/T tambahan, serta penerapan sanksi baru dari Barat yang menyasar produksi drone bersenjata Iran yang diekspor ke Rusia.