ilustrasi jet tempur (Pixabay.com/ho7dog)
Kenaikan anggaran pertahanan Swedia mulai terlihat ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu. Swedia menilai langkah Rusia dapat meningkatkan ancaman keamanan bagi Eropa, yang secara otomatis akan berdampak pada negaranya.
Dalam pengumuman rencana peningkatan anggaran pertahanan pada hari Kamis, dilansir Al Jazeera, PM Andersson menginginkan kenaikan mencapai 2 persen dari PDB itu dilakukan sesegera mungkin. Namun, sejauh ini tidak ada rincian tanggal secara spesifik.
Meski Andersson dalam politik memiliki perlawanan kuat dari oposisi, namun keinginannya menaikkan anggaran pertahanan besar kemungkinan akan disetujui oleh parlemen. Ini karena mereka sama-sama sepaham dengan ancaman keamanan sebagai dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Andersson juga memperingatkan, jumlah anak muda yang akan dipanggil wajib militer kemungkinan akan mengalami kenaikan, seiring meningkatnya anggaran pertahanan yang diterapkan.
Perang Ukraina-Rusia juga telah mengubah opini publik Swedia. Selama puluhan tahun, opini publik Swedia menolak negara itu bergabung dengan aliansi NATO. Tapi setelah Rusia menyerang Ukraina, opini itu berbalik. Mereka ingin negaranya bergabung dengan aliansi pimpinan AS tersebut.
Tapi Andersson menentang opsi itu. Seperti Finlandia, Swedia enggan bergabung dengan NATO. Ini karena jika mereka bergabung, akan berisiko mengganggu stabilitas Eropa belahan utara.