Emir Qatar Bertemu Utusan Ukraina untuk Bahas Konflik Rusia

Jakarta, IDN Times - Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, bertemu dengan utusan Ukraina, Bektum Rostam, di Doha pada Kamis (10/3/2022). Pertemuan itu dimanfaatkan oleh kedua pihak untuk membahas situasi terkini di Ukraina.
“Pembicaraan antara Sheikh Tamim dengan Rostam mengambil cara damai dan diplomatik untuk menyelesaikan konflik di Ukraina serta masalah regional dan internasional,” kata kantor emir dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Agency.
1. Sempat berbicara dengan Presiden Zelenskyy

Pada Rabu (9/3/2022), Sheihk Tamim juga sempat berbicara melalui sambungan telepon dengan presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Dalam telepon tersebut, keduanya berbicara terkait perkembangan terakhir di Ukraina.
Pembicaraan tersebut merupakan yang ketiga kalinya sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu. Keduanya berupaya menyelesaikan masalah dengan jalan diplomatik.
2. Korban konflik terus meningkat

Perang Rusia-Ukraina yang telah memicu kecaman internasional. Tindakan Presiden Vladimir Putin itu menyebabkan sanksi keuangan terhadap Moskow, dan mendorong perusahaan global keluar dari Rusia.
Setidaknya, 516 warga sipil telah tewas dan 908 lainnya terluka di Ukraina, menurut data PBB per tanggal 10 maret, dengan jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan akan lebih tinggi.
Lebih dari 2,1 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).
3. AS resmi memasukkan Qatar sebagi sekutu non-NATO

Dilansir Al Jazeera, di tengah kekhawatiran negara-negara dunia atas pasokan energi global dan melonjaknya harga bahan bakar akibat konflik Rusia-Ukraina, Amerika Serikat (AS) secara resmi menunjuk Qatar sebagi sekutu utama non-NATO di Timur Tengah.
Sebagai informasi, Qatar adalah salah satu produsen gas alam cair (LNG) terbesar di dunia.
Presiden Joe Biden mengatakan, penunjukan itu dilakukan sebagai cerminan atas pentingnya hubungan kedua negara yang sudah lama tertunda. Qatar kini menjadi negara ketiga di kawasan Teluk, setelah Kuwait dan Bahrain, yang menjadi sekutu utama AS non-NATO.
AS dan Qatar telah memiliki hubungan dekat selama bertahun-tahun dan telah berkolaborasi dalam sejumlah masalah, termasuk mengevakuasi pengungsi Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus lalu.