Jakarta, IDN Times - Mesir menegaskan tidak pernah menyetujui kesepakatan dengan Israel untuk membuka Perbatasan Rafah hanya untuk arus keluar warga Gaza. Penegasan itu muncul beberapa jam setelah Israel menyatakan jika Rafah akan dibuka dalam beberapa hari mendatang secara eksklusif bagi penduduk Gaza yang ingin keluar ke Mesir.
State Information Service (SIS) Mesir membantah adanya koordinasi dengan Israel terkait rencana pembukaan tersebut. Mesir menilai setiap keputusan mengenai Rafah harus mengikuti mekanisme dua arah dan bukan hanya untuk evakuasi satu sisi. Penolakan itu kembali menegaskan sikap Mesir terkait posisi strategis perbatasan tersebut.
Pernyataan Mesir disampaikan setelah Israel melalui Coordinator of Government Activities in the Territories (COGAT) mengumumkan jika Rafah akan dibuka berdasarkan kesepakatan gencatan senjata. Israel mengatakan, pembukaan itu mengikuti kerangka kerja yang diatur untuk masa tenang di Gaza.
Dalam konteks yang lebih luas, pembukaan perbatasan Rafah telah lama menjadi tuntutan berbagai lembaga kemanusiaan dan bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Namun hingga kini, Mesir menegaskan tidak ada kesepakatan final.
