Belanda Kembalikan Patung Kuno 3.500 Tahun Curian ke Mesir

- Patung kuno berusia 3.500 tahun akan dikembalikan ke Mesir oleh Belanda
 - Penyelidikan menemukan patung tersebut dicuri dari Mesir dan akan diserahkan kepada Duta Besar Mesir di Belanda
 - Pertemuan Perdana Menteri Belanda dengan Presiden Mesir membahas rencana pengembalian patung serta peresmian Museum Mesir Raya di Giza
 
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Belanda mengumumkan rencana pengembalian sebuah patung kuno berusia 3.500 tahun kepada Mesir. Patung yang ditemukan di sebuah pameran seni Belanda ini diyakini merupakan artefak yang dicuri dan diekspor secara ilegal dari Mesir.
Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, menyatakan bahwa pengembalian patung tersebut merupakan bagian dari komitmen negara untuk melindungi warisan budaya global. Patung ini menggambarkan seorang pejabat tinggi dari masa pemerintahan Firaun Thutmose III, yang memiliki arti penting bagi sejarah Mesir.
1. Pihak berwenang Belanda melakukan penyelidikan pada patung batu
Pada Mei 2022, patung batu yang memperlihatkan seorang pejabat tinggi dari masa pemerintahan Firaun Thutmose III (1479–1425 SM) ini ditemukan muncul di pameran seni dan antik di Maastricht, Belanda. Setelah adanya laporan anonim mengenai keaslian dan asal-usul patung tersebut, pihak berwenang Belanda melakukan penyelidikan.
Hasil investigasi oleh kepolisian dan Inspektorat Warisan Budaya Belanda mengkonfirmasi bahwa patung ini merupakan barang yang dicuri dari Mesir, kemungkinan besar saat kerusuhan Arab Spring tahun 2011-2012. Pemilik patung secara sukarela menyerahkan artefak tersebut kepada otoritas Belanda untuk proses pengembalian ke negara asalnya.
"Artefak budaya bersejarah ini disita pada pameran seni di Belanda setelah ada informasi yang meragukan," kata Schoof dalam konferensi pers pada Minggu (2/11/2025), dilansir US News.
2. Komitmen Belanda untuk mengembalikan patung ke asalnya
Patung ini menggambarkan pejabat tinggi pada masa pemerintahan Thutmose III, salah satu firaun terbesar Mesir Kuno yang dikenal memperluas kekuasaan Mesir dan memajukan seni serta budaya. Keberadaan artefak ini sangat penting bagi identitas dan warisan sejarah Mesir, khususnya dalam konteks pelestarian warisan budaya nasional.
Menurut pemerintah Belanda, pengembalian patung ini menjadi simbol komitmen mereka dalam menjaga dan mengembalikan warisan budaya kepada pemilik aslinya di masa depan.
"Artefak ini sangat bermakna bagi identitas Mesir dan kami berkomitmen untuk mengembalikannya," ungkap Schoof, dilansir BBC.
3. Pertemuan Perdana Menteri Belanda dengan Presiden Mesir
Selama kunjungan resmi ke Kairo pada Minggu (2/11/2025), Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, bertemu langsung dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. Dalam pertemuan tersebut, Schoof mengumumkan rencana pengembalian patung tersebut yang diperkirakan akan diserahkan kepada Duta Besar Mesir di Belanda sebelum akhir tahun ini.
Presiden al-Sisi menyambut baik inisiatif tersebut sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama di bidang pelestarian budaya.
"Kami menghargai upaya Belanda dalam mengembalikan warisan budaya kami," kata al-Sisi dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan ini bertepatan dengan peresmian Museum Mesir Raya (Grand Egyptian Museum) di Giza, yang menampilkan koleksi warisan arkeologi terlengkap Mesir, termasuk artefak milik Raja Tutankhamun.


















