Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Donald Trump bertemu dengan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah el-Sisi di Hotel du Palais, Prancis, Senin 26 Agustus 2019. (commons.wikimedia.org/White House)

Jakarta, IDN Times – Presiden Mesir, Abdel Fatah El Sisi, mengundang Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ke Kairo untuk berbicara langsung terkait dengan isu relokasi warga Gaza. Rencana itu disampaikan dalam sebuah panggilan telepon yang dilakukan pada Sabtu (1/2/2025).

“Masyarakat internasional mengandalkan kemampuan Trump untuk mencapai perjanjian perdamaian permanen dan bersejarah yang mengakhiri konflik yang telah terjadi di wilayah tersebut selama beberapa dekade," kata pernyataan kantor Sisi, dilansir dari France24.

Panggilan telepon tersebut menjadi yang pertama kali sejak Trump mengajukan relokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania. Trump mengatakan telah berbicara dengan pemimpin dua negara tersebut. Namun, langkah itu telah ditentang keras oleh Mesir dan Yordania.

1. AS paksa Mesir dan Yordania untuk terima warga Gaza

Alasan Trump untuk merelokasi warga Gaza adalah karena wilayah tersebut kini hancur setelah perang selama 15 bulan terakhir. Wilayah Gaza kini tak layak huni dengan berbagai permasalahan terkait dengan kebutuhan dasar.

Pada Kamis lalu, Trump bersikeras bahwa Mesir dan Yordania akan menyetujui hal tersebut.

"Kami melakukan banyak hal untuk mereka," kata Trump.

Mesir adalah sekutu utama AS di kawasan tersebut dan merupakan satu-satunya negara selain Israel yang menerima pengecualian dari pembekuan bantuan luar negeri Trump bulan lalu.

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, Mesir telah memainkan tindakan penyeimbangan yang rumit, mempertahankan peran mediatornya dalam konflik sambil memposisikan dirinya sebagai pembela perjuangan Palestina.

"Jika saya meminta hal ini kepada rakyat Mesir, mereka semua akan turun ke jalan untuk mengatakan tidak," kata Sisi pada Rabu tentang rencana yang diusulkan, dilansir TRT World.

Pada pertemuan di Kairo pada Sabtu, para diplomat tinggi dari Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar juga menolak pemindahan paksa warga Palestina. Bahkan protes juga sempat terjadi di wilayah perbatasan Mesir dan Gaza.

2. Gaza akan dibangun kembali tanpa pengusiran warganya

Editorial Team

Tonton lebih seru di