Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dokter (unsplash.com/Online Marketing)
ilustrasi dokter (unsplash.com/Online Marketing)

Jakarta, IDN Times - Ribuan dokter di Korea Selatan menggelar demonstrasi massal pada Minggu (3/3/2024) untuk menentang rencana pemerintah yang ingin menambah kuota mahasiswa kedokteran mulai tahun depan.

Menurut Asosiasi Medis Korea (KMA), yang mewakili praktisi swasta dan mengorganisir protes tersebut, ada sebanyak 40 ribu dokter yang bergabung dalam unjuk rasa. Namun, polisi menyebut jumlah demonstran berkisar 12 ribu orang.

“Pemogokan yang dimulai oleh para dokter peserta magang dan mahasiswa kedokteran tidak hanya bertujuan menjaga lingkungan layanan kesehatan di masa depan, tetapi juga merupakan perjuangan para dokter untuk melindungi kesehatan masyarakat,” kata kepala komite darurat KMA, Kim Taek-woo, saat membuka demonstrasi tersebut, dikutip The Korea Herald.

1. Hampir 9 ribu dokter muda di Korsel telah mengundurkan diri

Unjuk rasa ini terjadi sehari setelah berakhirnya tenggat waktu yang diberikan pemerintah bagi para dokter magang untuk kembali bekerja.

Hampir 9 ribu dokter residen dan dokter magang di sejumlah rumah sakit besar, atau sekitar 70 persen dari total dokter di negara tersebut, telah mengundurkan diri pada akhir Februari. Hal ini mengakibatkan operasional fasilitas kesehatan terganggu, dengan beberapa operasi dan perawatan terpaksa dibatalkan.

Pemerintah berencana meningkatkan penerimaan mahasiswa di sekolah kedokteran sebesar dua ribu orang mulai 2025 dan menambah 10 ribu lagi hingga 2035. Saat ini, angka penerimaan mahasiswa kedokteran berjumlah tiga ribu orang setiap tahunnya.

Namun, Joo Soo-ho, seorang pejabat di KMA, mengatakan bahwa pemerintah harus terlebih dahulu mereformasi sistem medis yang ada, sebelum mewujudkan rencana tersebut.

“Pemerintah yang menetapkan tenggat waktu, dan terlepas dari tenggat waktu dan tekanan tersebut, kami akan terus bergerak maju seperti yang kami pikirkan,” kata Joo.

2. Pemerintah meminta dokter hentikan protes dan kembali menangani pasien

Dilansir Reuters, Perdana Menteri Han Duck-soo pada Minggu mendesak KMA untuk menghentikan protes dan mendorong dokter magang kembali menangani pasien.

Menteri Dalam Negeri, Lee Sang-min, juga mengatakan bahwa para dokter muda tidak akan dihukum jika mereka kembali bekerja pada Minggu. Namun jika mereka menolaknya, maka mereka dapat dikenakan sanksi administratif dan hukum, termasuk penangguhan izin medis.

Pemerintah secara terbuka mengeluarkan perintah kembali bekerja bagi 13 dokter, termasuk mereka yang mengkritik keras rencana tersebut, dan menggerebek beberapa pejabat KMA pada Jumat (1/3/2024)

Cho Ji-ho, komisaris Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, mengatakan bahwa polisi telah melarang beberapa anggota KMA meninggalkan negara itu sebagai bagian dari penyelidikan terhadap kegiatan terlarang yang terkait dengan protes.

3. Korsel hadapi kekurangan tenaga medis

Pihak berwenang mengatakan, penambahan jumlah mahasiswa kedokteran diperlukan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis, terutama di daerah pedesaan dan bidang spesialis seperti bedah berisiko tinggi, pediatri, dan kebidanan.

Pada 2022, populasi Korea Selatan yang berjumlah 52 juta jiwa hanya memiliki 2,6 dokter per seribu orang. Angka ini jauh di bawah rata-rata negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yaitu sebesar 3,7.

Sebuah survei menunjukkan bahwa sekitar 80 persen warga Korea Selatan mendukung rencana tersebut. Kritikus menduga bahwa dokter, salah satu profesi dengan bayaran terbaik di negara itu, menentang rencana tersebut karena mereka khawatir akan menghadapi persaingan yang lebih besar dan pendapatan yang lebih rendah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah