Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tentara (unsplash.com/Filip Andrejevic)

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) pastikan latihan militer gabungan tahun ini tetap berlanjut. Langkah tersebut diprediksi membuat Korea Utara (Korut) semakin geram.

Dilansir Al Jazeera pada Jumat (3/3/2023), latihan skala besar itu akan dimulai pada 13 hingga 23 Maret mendatang. Operasi bertujuan untuk melatih kemampuan pertahanan kedua pihak.

1. Latihan untuk memperkuat pertahanan AS-Korsel dalam menanggapi serangan Korut

Ilustrasi kapal (pixabay.com/WikiImages)

Diketahui, operasi Freedom Shield akan melibatkan militer AS-Korsel untuk latihan pos komando simulasi komputer bersama. Sementara program Warrior Shield berfokus pada latihan lapangan.

“Freedom Shield dirancang untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan respons Aliansi dengan berfokus dalam skenario latihan pada hal-hal seperti perubahan lingkungan keamanan, agresi DPRK (nama resmi Korut) dan pelajaran yang dipetik dari perang dan konflik baru-baru ini,” demikian pernyataan bersama militer AS-Korsel, dikutip dari Al Jazeera.

Pada latihan gabungan sebelumnya, Korut merespon dengan menggelar uji coba rudal dan mengancam serangan nuklir. Namun terkait program Freedom Shield, Pyongyang kemungkinan akan menanggapinya dengan uji coba yang lebih provokatif dan membuat retorika perang.

Sejauh ini, Korut selalu menentang latihan AS-Korsel. Pihaknya menganggap operasi semacam itu sebagai latihan untuk melakukan invasi.

2. AS-Korsel gelar latihan udara menggunakan pesawat pengebom dan jet tempur

Editorial Team

Tonton lebih seru di