Ilustrasi peretasan. (pexels.com/pixabay)
Peretasan terhadap Microsoft Exchange dinilai sangat agresif dan menjangkau secara luas sehingga dapat menimbulkan "masalah besar." Pihak Microsoft sendiri pada tanggal 2 Maret telah merilis pembaharuan darurat untuk menutup celah kerentanan di lubang keamanan, yang dicurigai sebagai jalan masuk para peretas.
Melansir dari laman resmi Microsoft, pusat intelijen perusahaan yang bernama Microsoft Threat Intelligence Center (MSTIC) melakukan identifikasi terhadap aktor penyerang yang disebut Hafnium. Hafnium, menurut Microsoft disponsori negara Tiongkok.
Menurut rilis perusahaan, Hafnium sangat terampil dan canggih. Dan ini adalah pertama kalinya Microsoft membahasnya. Secara historis, Hafnium kerap menargetkan entitas Amerika Serikat untuk mengekstrak informasi dari sejumlah sektor industri, termasuk di antaranya firma hukum dan kontraktor pertahanan.
Perusahaan mengatakan telah melakukan langkah cepat untuk menambal lubang celah keamanan yang dimanfaatkan oleh Hafnium. Akan tetapi, "kelompok kriminal akan bergerak cepat untuk memanfaatkan sistem yang belum ditambal."
Meskipun perusahaan telah memperbaharui sistem dan mengatakan telah menambal celah keamanan yang rentan, namun kepala petugas teknologi di perusahaan keamanan Vectra yang berbasis di California bernama Oliver Tavakoli, mengatakan "menambal server Exchange akan mencegah serangan jika server Exchange mereka belum disusupi, tapi itu tidak akan membatalkan pijakan yang dimiliki penyerang di server Exchange yang sudah disusupi,” ujarnya seperti dilansir dari laman The Guardian.