Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Tunisia. (instagram.com/wild.pansy.photography)

Jakarta, IDN Times - Bentrokan antara migran ilegal dan warga lokal berlangsung di Sfax, Tunisia pada Selasa (4/7/2023). Insiden ini terjadi seiring meningkatnya tensi akibat kedatangan ribuan migran ilegal asal sub-sahara Afrika di pesisir Tunisia dalam beberapa bulan terakhir. 

Pada pertengahan Juni, Uni Eropa (UE) mengumumkan kesediaannya membantu Tunisia mengatasi krisis ekonomi. Negara-negara Eropa, terutama Italia, khawatir krisis di Tunisia yang akan menambah migran ke wilayahnya. 

Dengan bantuan itu, Tunisia diharapkan membantu mengontrol penuh perbatasan dari migran ilegal dan melawan penyelundupan manusia ke Eropa. Namun, Presiden Tunisia, Kais Saied mengungkapkan bahwa negaranya tidak akan menjadi penjaga perbatasan untuk negara lain. 

1. Seorang warga Sfax tewas dalam bentrokan

Bentrokan antara migran ilegal dan warga lokal Tunisia ini sudah berlangsung sejak Senin (3/7/2023). Bahkan, seorang pria lokal dilaporkan tewas dalam insiden yang terjadi selama dua malam. 

Juru bicara Pengadilan Sfax, Faouzi Masmoudi, mengatakan bahwa polisi telah menangkap tiga migran ilegal asal Afrika sub-sahara. Mereka diduga sebagai dalang pembunuhan seorang warga Tunisia. 

Dilaporkan Reuters, polisi harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang terlibat dalam bentrokan. Peristiwa ini membuat sejumlah kendaraan dan rumah milik warga setempat rusak.

2. Warga Sfax menolak kedatangan migran ilegal

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di