Dalam posisi barunya ini, Presiden Miguel Diaz-Canel punya tantangan berat untuk mengatasi krisis ekonomi di Kuba akibat pandemik COVID-19. Ia juga harus berupaya keras menimimalisir dampak inflasi akibat sanksi finansial dari Amerika Serikat (AS).
Kebijakan yang akan diterapkannya pada periode kedua ini adalah meningkatkan produksi pangan, meningkatkan ekspor, dan pembangunan perusahaan milik negara. Ia juga menyebut bahwa upaya mengontrol inflasi adalah prioritasnya, dilansir La Prensa Latina.
Sebelumnya, Diaz-Canel berupaya mengakselerasi pembukaan perusahaan swasta di berbagai sektor yang sebelumnya berada di bawah kontrol pemerintah. Namun, reformasi tersebut masih belum terwujud sepenuhnya atau berubah menjadi ekonomi campuran.
"Mayoritas perusahaan di Kuba masih berada di bawah kontrol negara. Beberapa perubahan ekonomi masih belum diberlakukan, dan reformasi lainnya masih belum dilangsungkan, sehingga menumbuhkan skeptisme," tutur pakar dari Universidad Autonoma de Madrid, Arturo Lopez Levy, dikutip France24.