Pasukan perdamaian PBB sedang patroli di salah satu daerah di Mali. (Twitter.com/MINUSMA)
Seiring meningkatnya aksi kekerasan yang dilancarkan oleh para militan di Mali, hal ini telah menjadi salah satu perhatian tersendiri bagi Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Menurut sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters, Guterres meminta izin Dewan Keamanan PBB untuk menambah pasukan perdamaian di Mali.
Usul yang dibuat oleh Guterres yakni meminta tambahan 17.278 personel keamanan dari 2.069 tentara dan polisi jumlah resmi misi, yang dikenal sebagai MINUSMA (Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali). Jumlah ini akan menjadi jumlah terbanyak sejak MINUSMA didirikan pada tahun 2013 lalu.
Antonio Guterres mengatakan bahwa "meningkatkan kapasitas personel berseragam MINUSMA akan meningkatkan kemampuan Misi untuk melindungi warga sipil di Mali tengah dan menciptakan ruang lebih jauh untuk proses perdamaian di Utara," ujarnya.
Salah satu pusat konflik Mali selain di bagian utara yang berhadapan dengan militan jaringan al-Qaeda dan ISIS adalah di Mali tengah. Pasukan tambahan yang diminta oleh Guterres akan digunakan untuk memperluas jangkauan dan mobilitas misi.
Meski begitu, Guterres menjelaskan rencana tersebut dapat berjalan jika Mali meningkatkan keamanan dan pemerintahannya. Beberapa bulan terakhir, Mali menghadapi ketidak stabilan politik. Dalam sembilan bulan, pemerintahan di negara tersebut telah dikudeta sebanyak dua kali.