Pertemuan PM Jepang Shinzo Abe dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In di sela-sela "35th ASEAN Summit and Related Summits" pada 4 November 2019 di Thailand. (Instagram.com/thebluehouse_kr)
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Korsel dan Jepang bisa dikatakan jauh dari kata mesra. Bagaimana tidak, berbagai perseteruan telah mewarnai hubungan bilateral kedua negara.
Dimulai dari, pengadilan Negeri Ginseng tersebut yang memerintahkan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada para korban yang dipaksa bekerja untuk perusahaan Jepang dan di rumah bordil militer sewaktu masa perang. Akibat keputusan tersebut, pihak Negeri Sakura memprotes dan mengatakan masalah itu telah terselesaikan di bawah perjanjian tahun 1965.
Tidak berhenti sampai disitu, dikutip dari laman Reuters (15/8/2021), Pada bulan Juni Presiden Moon membatalkan rencana mengunjungi Tokyo untuk menghadiri Olimpiade dan mengadakan pertemuan puncak pertamanya dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga sejak Suga resmi menjabat pada bulan September 2020, setelah pernyataan tidak pantas yang dikeluarkan oleh wakil kepala misi di Kedutaan Besar Jepang di Seoul ketika menggambarkan upaya Moon untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara, Korsel dan Jepang.
Pertengkaran lain juga meletus antara Korsel-Jepang, di mana saat menjelang Olimpiade, peta pada situs Olimpiade Tokyo yang menunjukkan serangkaian pulau yang dikuasai Korea sebagai wilayah Jepang. Korea mengklaim dan menyebut pulau tersebut sebagai pulau Dokdo dan Jepang menyebutnya sebagai pulau Takeshima.