Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Tangerang Selatan, IDN Times - Aksi protes langka terjadi di distrik Beijing pada Kamis (13/10/2022), yang menyerukan untuk diakhirinya kebijakan lockdown ketat COVID-19. Hal itu muncul menjelang kongres Partai Komunis China (PKC) pada 16 Oktober mendatang.

Dari foto dan video yang beredar di media sosial, muncul gumpalan asap dari jalan layang di distrik Haidian. Selain menentang lockdown, spanduk itu juga menyerukan Presiden Xi Jinping untuk lengser dari jabatannya.

"Mari kita mogok dari sekolah dan dari tempat kerja dan singkirkan pengkhianat diktator Xi Jinping," tulisnya dari spanduk.

Tak lama kemudian, spanduk itu dicabut oleh pihak berwenang yang tengah siaga tinggi mengamankan kongres PKC ke-20. Kongres itu yang diyakini akan membahas penambahan masa jabatan Presiden Xi menjadi lima tahun ketiganya. 

1. Xi Jinping diprotes secara terang-terangan

Protes itu muncul secara tidak biasa, lantaran begitu terang-terangan menyindir Presiden Xi. Biasanya, penduduk China menggunakan unsur majas dan gambar miring agar terhindar sensor dari otoritas. 

"Kami tidak ingin tes COVID, kami ingin makan, kami tidak ingin dikunci, kami ingin bebas," tertera pesan lainnya di spanduk, dikutip dari Reuters.

Selang beberapa waktu, spanduk yang digantung itu hilang, tetapi masih ada bekas hitam di bahu jalan layang imbas kobaran api. Belum jelas siapa yang menggantungkan spanduk itu dan kapan dipasangnya.

Sejauh ini, kebijakan nol-COVID di China telah memicu lockdown ketat di sejumlah distrik. Hal itu menyebabkan dampak ekonomi yang parah dan memicu frustasi yang luas dari masyarakat setempat.

2. Warga sekitar enggan mengakui adanya aksi protes

Editorial Team

Tonton lebih seru di