Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lockdown Makin Ketat, China Minta Warganya untuk Sabar dan Legowo

Ilustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Tangerang Selatan, IDN Times - Otoritas China, pada Selasa (10/10/2022), meminta publik untuk bersabar atas ketatnya kebijakan lockdown COVID-19 di beberapa kota. Hal itu diungkapkan jelang kongres nasional Partai Komunis China (PKC) yang rencananya digelar pada 16 Oktober.

Desakan itu muncul saat meningkatnya kasus dari sub-varian Omicron BF.7 dan BA.5.17 dalam beberapa pekan terakhir. Per 9 Oktober, terdapat 1.939 kasus di seluruh China yang ditularkan secara lokal, tertinggi sejak 20 Agustus, dikutip dari Reuters

1. Sebagian besar kasus disebabkan oleh sub-varian Omicron BF.7

Sebagian besar kasus di China disebabkan oleh varian BF.7 yang dilaporkan dari wilayah Inner Mongolia sejak awal Oktober. Hal itu membuat kawasan China menjadi episentrum COVID-19 terbaru, hingga merusak rencana untuk memasuki liburan Pekan Emas.

Beberapa hari memasuki Pekan Emas, otoritas Xinjiang melarang warganya untuk bepergian dari wilayahnya. Hal itu membuat para turis terdampar dan terpaksa mencari pekerjaan sementara.

Shanghai, yang melakukan lockdown pada April dan Mei, melaporkan 34 kasus lokal pada 9 oktober, angka yang terbesar dalam hampir tiga bulan.

People Daily mengatakan, penularan sub-varian Omicron masih jadi ancaman bagi elemen masyarakat, termasuk orang tua dan orang-orang yang terjangkit penyakit tertentu.

"Penularan dan patogenisitas (Omicron) belum melemah, dan masih menimbulkan ancaman yang relatif besar bagi orang tua dan orang-orang dengan penyakit yang mendasarinya," ujar pernyataan dari People's Daily yang dikontrol otoritas China.

"Untuk alasan inilah kita harus tetap waspada terhadap penyebaran epidemik, meningkatkan kepercayaan diri dan kesabaran kita dalam kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemik negara kita, dan mengatasi mati rasa pikiran, kelelahan perang, pemikiran untuk meninggalkan sesuatu kesempatan, dan kepuasan apa pun," lanjutnya.

2. Lockdown ketat dilakukan jelang kongres 5 tahunan Partai Komunis China

Presiden China Xi Jinping (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Pengetatan lockdown dilakukan jelang kongres Partai Komunis China yang diadakan 5 tahun sekali. Pertemuan itu diperkirakan membahas masa jabatan Presiden Xi Jinping yang rencananya diperpanjang satu periode.

Seorang penduduk asli Inner Mongolia, yang bekerja di Beijing, telah berencana pulang ke ibu kota naik kereta pada 7 Oktober setelah menghadiri acara pernikahan di Baotou. Namun, dia terjebak di sana akibat kebijakan lockdown.

"Yang paling saya khawatirkan sekarang adalah kapan saya bisa kembali ke Beijing," kata Xu, yang menolak menyebutkan namanya lebih lanjut.

Beberapa distrik kota Putuo, Changning, dan Jiading pada Senin langsung menetapkan karantina wilayah dengan cara menutup tempat-tempat rekreasi dan hiburan.

3. Hotel dan bar di Changning ditutup usai satu kasus terdeteksi

Baru-baru ini di Changning, ditemukan satu kasus dari seorang pria yang tiba dari Xinjiang pada 2 Oktober. Lima hari kemudian, dia ditetapkan sebagai pembawa virus.

Para tamu di hotel penginapannya telah ditutup. Pelanggan bar dan restoran yang dikunjunginya juga ditetapkan sebagai kontak dekat.

Seorang warga asing yang mengunjungi bar tersebut diperintahkan oleh otoritas untuk mengisolasi diri di rumahnya.

"Itu bahkan tidak pada hari yang sama dengan pria itu di sana, dan kami bahkan tidak berada di (restoran) yang sama," kata Sona, warga negara asing yang telah tinggal di Shanghai selama bertahun-tahun, yang berbicara secara anonim.

Para kontak terdekat dilarang meninggalkan rumahnya, pintu mereka dipasang sebuah perangkat magnet oleh pihak berwenang. Alat itu dapat mendeteksi dibuka dan ditutupnya pintu. 

"Ini sangat, sangat sulit untuk dihadapi, Anda pikir ini sudah berakhir, tapi ini belum berakhir," kata Sona, dikutip dari CNA.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us