Jakarta, IDN Times – Perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems, resmi dihentikan aksesnya ke tender baru Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (10/12/2025). Keputusan itu juga berdampak pada sejumlah kontrak aktif yang kini ikut tertahan. Langkah tersebut muncul di tengah penyelidikan korupsi berskala besar yang sedang berjalan.
Penyidikan mencakup sedikitnya tiga staf Badan Dukungan dan Pengadaan NATO (NSPA), baik pegawai aktif maupun mantan, yang diduga menerima pembayaran jutaan euro sebagai suap dari perusahaan pertahanan. Dana itu disebut diberikan untuk mempengaruhi hasil tender demi memenangkan kontrak strategis.
Dilansir dari The National News, selama satu dekade terakhir, Elbit diperkirakan telah memasok amunisi senilai setidaknya 50 juta euro (sekitar Rp957,5 miliar) kepada sejumlah anggota NATO. Selain amunisi, perusahaan ini juga menyediakan layanan beragam dengan nilai yang belum dibuka ke publik. Kontrak yang ikut terdampak mencakup amunisi untuk howitzer berbasis truk, sistem artileri roket bergerak, perlengkapan pertahanan pesawat tempur dan helikopter, serta perangkat untuk armada pesawat tanker Airbus MRTT yang digunakan delapan negara anggota termasuk Jerman, Belanda, Belgia, dan Denmark.
