Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Sidang PBB, Menlu Rusia: NATO dan Uni Eropa Telah Menyatakan Perang

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (ДИП МИД РФ (фотограф Эдуард Песов), Creative Commons Attribution 4.0 International, via Wikimedia Commons)
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (ДИП МИД РФ (фотограф Эдуард Песов), Creative Commons Attribution 4.0 International, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuding NATO dan Uni Eropa telah menyatakan perang terbuka terhadap negaranya. Ia menyebut Barat memprovokasi krisis Ukraina yang kemudian berubah menjadi konflik bersenjata berkepanjangan sejak Februari 2022. Tuduhan itu ia sampaikan dalam pertemuan para menteri luar negeri G20 di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (25/9/2025).

Lavrov mengatakan bahwa Barat tidak hanya memicu krisis, tetapi juga ikut terlibat dalam pertempuran.

“Contoh nyata adalah krisis di Ukraina, yang diprovokasi oleh Barat secara kolektif, melalui mana NATO dan Uni Eropa … telah menyatakan perang nyata terhadap negara saya dan berpartisipasi secara langsung di dalamnya,” ujarnya menurut laporan Times of India yang mengutip Reuters.

Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper, langsung menolak tuduhan itu. Ia menilai Rusia justru melakukan agresi tanpa alasan yang sah. Pernyataannya disampaikan di PBB, menyebut narasi Moskow hanyalah propaganda yang tidak berdasar.

1. Trump dan pemimpin eropa dukung Ukraina

Pada 26–27 Juli 2025, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) berkunjung ke Skotlandia atas undangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), guna membicarakan kerja sama perdagangan transatlantik. ( Fred Guerdin / European Union, 2025 / EC - Audiovisual Service, File ini dilisensikan di bawah lisensi Creative CommonsAttribution 4.0 International, via Wikimedia Commons)
Pada 26–27 Juli 2025, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) berkunjung ke Skotlandia atas undangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), guna membicarakan kerja sama perdagangan transatlantik. ( Fred Guerdin / European Union, 2025 / EC - Audiovisual Service, File ini dilisensikan di bawah lisensi Creative CommonsAttribution 4.0 International, via Wikimedia Commons)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk pertama kalinya menyebut Ukraina bisa merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. Ia menyampaikan hal itu melalui unggahan di Truth Social pada Selasa (23/9/2025), sembari melabeli militer Rusia sebagai macan kertas yang kemudian dibantah Kremlin. Menurut Trump, dengan dukungan dana dari Eropa dan NATO, peluang Ukraina untuk mengembalikan perbatasannya masih terbuka.

Sejumlah pemimpin Eropa juga menegaskan komitmen untuk menekan Rusia. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, meminta dukungan internasional agar Moskow mau menghentikan serangan.

“Selama tidak ada tanda-tanda bahwa tujuan Rusia untuk menundukkan Ukraina telah berubah, saya meminta Anda untuk membantu membangun tekanan internasional terhadap Rusia untuk menghentikan pembunuhan dan terlibat dalam negosiasi yang bermakna,” katanya dikutip dari The Hill.

Pernyataan Kallas memperlihatkan strategi Eropa yang menekankan sanksi serta diplomasi. Dukungan itu diharapkan bisa membuka ruang negosiasi damai untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

2. Rusia dituduh langgar wilayah udara NATO

ilustrasi jet tempur (pexels.com/pexels.com/Emrah Aslantepe)
ilustrasi jet tempur (pexels.com/pexels.com/Emrah Aslantepe)

Ketegangan meningkat setelah sejumlah negara anggota NATO melaporkan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat dan drone Rusia. Polandia menembak jatuh tiga drone yang masuk pada 10 September 2025, sedangkan Rumania mencatat drone Rusia terbang hampir satu jam di wilayahnya. Estonia juga melaporkan pelanggaran oleh tiga jet MiG-31 pada 19 September 2025 yang bertahan di langitnya selama 12 menit.

Dilansir dari Hindustan Times, Perdana Menteri Estonia, Kristen Michal, menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak bisa ditoleransi. Ia bahkan mengaktifkan Pasal 4 traktat NATO untuk memicu konsultasi darurat antaranggota. Langkah itu diambil setelah jet Rusia melintas di atas Teluk Finlandia sebelum akhirnya dihalau oleh pesawat NATO.

Ketegangan tidak hanya terjadi di Eropa. NORAD mengerahkan jet tempur untuk mencegat empat pesawat Rusia yang mendekati Alaska. Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, justru menuding NATO sudah ikut berperang dengan memberikan dukungan kepada Ukraina.

3. NATO pertimbangkan tembak jatuh pesawat Rusia

ilustrasi anggota NATO (unsplash.com/Marek Studzinski)
ilustrasi anggota NATO (unsplash.com/Marek Studzinski)

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menegaskan bahwa aliansi bisa menembak jatuh pesawat Rusia bila melanggar wilayah udara, meski harus melalui opsi diplomasi terlebih dahulu. Sikap itu sejalan dengan dorongan Presiden Trump agar NATO lebih tegas menjaga perbatasan anggotanya. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, bahkan menyebut opsi tersebut sedang dipertimbangkan di tingkat Eropa.

Kedua pernyataan itu menandakan semakin terbuka kemungkinan bagi NATO untuk mengambil langkah militer langsung. Para pemimpin Eropa mulai menyepakati bahwa pelanggaran udara Rusia sudah menjadi ancaman serius yang tak bisa dibiarkan. Situasi ini memperlihatkan bahwa perimbangan kekuatan di kawasan memasuki fase baru yang lebih berisiko.

Lebih dari tiga setengah tahun sejak invasi, Rusia masih menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina. Pertempuran sengit terus berlanjut di timur negara itu tanpa tanda-tanda mereda. Gabungan antara pelanggaran wilayah udara dan konflik darat yang tak berkesudahan mendorong NATO serta Eropa mencari strategi lebih keras terhadap Moskow.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

PPP: Kader Minta Perkuat Dukung untuk Presiden Prabowo

27 Sep 2025, 16:55 WIBNews